Pemerintah Aceh Gelar Diskusi dengan Peserta PPRA Lemhanas

Senin, 04 April 2022 - 18:57 WIB
Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah, M.Kes, bertukar cinderamata dengan Irjen Pol. Drs. Triyono Basuki Pujono M.Si, pimpinan rombongan Lemhanas, Di Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur, Banda Aceh, Senin, 4/4/2022.
BANDA ACEH - Pemerintah Aceh menggelar diskusi bersama rombongan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIII Tahun 2022 Lemhanas Republik Indonesia, di Anjong Mon Mata Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (4/4/2022). Para peserta PPRA ini datang untuk melakukan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) yang diagendakan berlangsung selama 4 hari di Aceh.

Pimpinan rombongan Lemhanas, Irjen Pol. Drs. Triyono Basuki Pujono M.Si., mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi, data dan fakta yang akan dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi Lemhanas RI. Selain itu, pertemuan yang diisi oleh diskusi itu penting untuk memberikan wawasan kepada para peserta tentang kondisi daerah dalam kaitan pembangunan nasional.

Pertemuan yang diikuti oleh 30 orang rombongan Lemhanas tersebut dipimpin langsung oleh Sekda Aceh, dr. Taqwallah. Ikut dalam kegiatan itu, Plt Ketua DPRA, perwakilan pimpinan Forkopimda, para asisten Sekda Aceh, Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh dan pada Kepala Biro di lingkungan Setda Aceh.



"Sebuah kehormatan bagi kami menyambut kunjungan bapak ibu semua di Aceh," kata Sekda. Ia menyebutkan, kebijakan pimpinan Lemhanas menjadikan Aceh sebagai salah satu wilayah studi akan menambah marak wacana demokrasi di Aceh. "Tentu upaya merawat perdamaian juga akan semakin kuat."

Selanjutnya Taqwallah memaparkan terkait potensi perkembangan dan pembangunan Aceh.

Aceh kata Sekda, adalah laboratorium penelitian dunia. Di mana mulai dari sejarah perkembangan Indonesia yang tidak lepas dari dukungan penuh rakyat Aceh. "Aceh adalah potret daerah Indonesia yang nasionalis. Aceh satu-satunya wilayah yang tidak tidak diduduki penjajah dan memberikan support penuh bagi kemerdekaan Indonesia," kata dia.

Selain itu, Aceh juga menjadi daerah yang diamuk konflik yang sangat lama. Hal itu pun menjadi salah satu bahan penelitian. Rakyat Aceh kini sangat bersemangat dalam merawat dan menjaga perdamaian. "Kami optimis perkembangan ini akan terus meningkat. Kita sepakat yang mengganggu perdamaian akan menjadi musuh bersama masyarakat Aceh," ujar Sekda.

Ladang penelitian selanjutnya adalah terkait bencana. Aceh pernah hancur lululuhlantak akibat Tsunami. Fakta ilmiah bahwa Aceh adalah daerah rawan bencana, di mana para peniliti yakin jika sekitar 400 tahun lalu daerah Aceh juga pernah dilanda bencana dahsyat.

Sekda berharap seluruh rombongan Lemhanas yang keseluruhannya 30 orang merasa nyaman dan merasa berbahagia selama di Aceh, sehingga bisa merumuskan lebih konkrit terkait upaya pembangunan Aceh ke depan.CM
(srf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content