Tantangan Bangsa Kian Berat, Gus Yaqut: Kader Ansor Perlu Tiru Filosofi Kereta Api

Kamis, 31 Maret 2022 - 18:42 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat meresmikan Kantor Pengurus Wilayah GP Ansor Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Kamis (31/3/2022). Foto/Ist
BANJARMASIN - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menilai tantangan kebangsaan saat ini kian kompleks terutama akibat disrupsi teknologi digital yang sangat pesat. Kondisi tersebut kerap kali memunculkan hal yang tak produktif bahkan efek negatif seperti hoaks yang berpotensi memecah persatuan bangsa.

"Kita lihat sekarang ini banyak kelompok seenaknya menghakimi kiai, tokoh atau pihak lain. Melihat kondisi ini, kader Ansor Banser tidak boleh tinggal diam," tandas Gus Yaqut di depan ratusan peserta Konferensi Besar (Konbes) Ansor saat mengikuti peresmian Kantor Pengurus Wilayah GP Ansor Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Kamis (31/3/2022).





Untuk mengatasi tantangan yang tak ringan tersebut, Gus Yaqut meminta para kader Ansor memiliki kapasitas diri yang mumpuni. Langkah yang bisa dilakukan antara lain dengan meniru filosofi kereta api.

Pertama, kereta api menjunjung tinggi kedisiplinan, terutama soal waktu. Kedua, akan menabrak siapa saja yang berupaya menjadi penghalang. Ketiga, berhenti bergerak jika target atau tujuan sudah tercapai.

"Kader Ansor dan Banser harus kuat memiliki karakter, terus menempa diri meningkatkan kapasitas dan teguh dalam memegang prinsip. Dan Ansor selalu memilih jalan yang terjal untuk memegang teguh prinsip. Ibaratnya, jika kita biasa hadapi badai, maka gerimis tak akan sedikit pun mampu menggoyahkan kita," tandasnya.

Gus Yaqut juga mengajak sekitar 7 juta kader Ansor yang tersebar di seluruh dunia untuk terus mengedepankan aspek kejernihan berpikir. Dengan cara demikian, maka para kader tidak larut ikut-ikutan mudah menghakimi orang tanpa dasar kuat.



Menurut Gus Yaqut, ada dua hal yang menjadi tugas utama kader saat ini. Yaitu menjaga para kiai dan negara kesatuan negara Indonesia (NKRI). Melihat tugas besar ini, dia menginstruksikan agar seluruh kader mematuhi komando organisasi agar pergerakan tidak tercerai berai.

"Di sinilah saya menilai peran kantor atau markas organisasi penting. Dengan bertemu maka kita bisa merumuskan gerak serta memitigasi respons atas sebuah dinamika di masyarakat. Dengan kantor Ansor juga bisa semakin solid dan disegani baik oleh kawan atau lawan," terangnya.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content