Misteri Gedong Songo, Candi dengan Aura Mistis Peninggalan Mataram Kuno di Gunung Ungaran
Selasa, 08 Februari 2022 - 06:49 WIB
Kerajaan Mataram Kuno di bawah kekuasaan Sanjaya meninggalkan banyak tetenger. Salah satunya Candi Gedong Songo di Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Konon Candi Gedong Songo menjadi salah satu candi dengan karakter aura alam gaib yang kuat dan terkenal mistik.
Sesuai dengan namanya candi ini terdiri atas sembilan candi, berderet bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen.
Baca juga: Penampakan Buaya Berkalung Ban saat Dilepaskan Hilli sang Penyelamat
Babad Tanah Jawi tulisan Soedjipto Abimanyu, mengisahkan kompleks Candi Gedong Songo ini dibangun oleh Putra Sanjaya Raja Mataram Kuno pada sekitar abad ke - 7 Masehi. Melihat langgam arsitektur dan pendirinya yang beragama Hindu, Candi Gedong Songo jelas merupakan candi Hindu yang dibangun untuk tujuan pemujaan.
Berbagai patung dewa ada di sini, seperi Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala, Durgamahesasuramardhani, dan Ganesya, sebagai bangunan pemujaan umat Hindu. Lingga dan Yoni yang merupakan ciri khas candi Hindu di Indonesia juga ditemukan.
Konon Gunung Ungaran, yang jadi tempat Candi Gedong Songo berada digunakan oleh Hanoman untuk menimbun Dasamuka dalam perang besar memperebutkan Dewi Sinta. Seperti diketahui dalam cerita pewayangan Ramayana yang tersohor itu, Dasamuka telah menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya.
Guna merebut Sinta kembali, pecahlah perang besar Dasamuka dengan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Syahdan dalam perang tersebut, Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati dirajam berbagai senjata oleh Rama.
Melihat itu, Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup - hidup oleh gunung yang disebut Gunung Ungaran. Dasamuka yang tertimbun hidup-hidup di dasar Gunung Ungaran setiap hari konon mengeluarkan rintihan berupa suara menggelegak yang sebenarnya berasal dari sumber air panas yang terdapat di situ.
Sumber air panas inilah yang dipercaya mengandung belerang dan akhirnya menjadi tempat mandi yang diyakini bisa menghilangkan beberapa penyakit kulit
Sesuai dengan namanya candi ini terdiri atas sembilan candi, berderet bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen.
Baca juga: Penampakan Buaya Berkalung Ban saat Dilepaskan Hilli sang Penyelamat
Babad Tanah Jawi tulisan Soedjipto Abimanyu, mengisahkan kompleks Candi Gedong Songo ini dibangun oleh Putra Sanjaya Raja Mataram Kuno pada sekitar abad ke - 7 Masehi. Melihat langgam arsitektur dan pendirinya yang beragama Hindu, Candi Gedong Songo jelas merupakan candi Hindu yang dibangun untuk tujuan pemujaan.
Berbagai patung dewa ada di sini, seperi Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala, Durgamahesasuramardhani, dan Ganesya, sebagai bangunan pemujaan umat Hindu. Lingga dan Yoni yang merupakan ciri khas candi Hindu di Indonesia juga ditemukan.
Konon Gunung Ungaran, yang jadi tempat Candi Gedong Songo berada digunakan oleh Hanoman untuk menimbun Dasamuka dalam perang besar memperebutkan Dewi Sinta. Seperti diketahui dalam cerita pewayangan Ramayana yang tersohor itu, Dasamuka telah menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya.
Guna merebut Sinta kembali, pecahlah perang besar Dasamuka dengan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Syahdan dalam perang tersebut, Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati dirajam berbagai senjata oleh Rama.
Melihat itu, Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup - hidup oleh gunung yang disebut Gunung Ungaran. Dasamuka yang tertimbun hidup-hidup di dasar Gunung Ungaran setiap hari konon mengeluarkan rintihan berupa suara menggelegak yang sebenarnya berasal dari sumber air panas yang terdapat di situ.
Sumber air panas inilah yang dipercaya mengandung belerang dan akhirnya menjadi tempat mandi yang diyakini bisa menghilangkan beberapa penyakit kulit
(msd)
tulis komentar anda