Sambangi Pengungsi Konflik Bersenjata Maybrat, Komnas Perempuan: Banyak Masalah
Kamis, 09 Desember 2021 - 13:31 WIB
SORONG - Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, mendatangi para pengungsi konflik bersenjata di Kabupaten Maybrat. Konflik bersenjata yang terjadi pada bulan September 2021 tersebut, membuat empat personel TNI AD gugur.
Dua komisioner Komas Perempuan, Andy Yentriyani, dan Theresia Iswarini melakukan peninjauan terhadap para pengungsi di Kampung Aimamos, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Rabu (8/12/2021).
Dalam peninjauan tersebut, Komnas Perempuan langsung memantau kondisi pengungsi khususnya para perempuan asli Papua, untuk memastikan kondisi mereka seusai penyerangan tersebut.
Andy Yentriyani mengatakan, Komnas Perempuan tetap memberikan perhatian pada situasi khusus seperti di pengungsian. "Dari yang kami ketahui di lapangkan, banyak sekali perempuan di tempat pengungsian pasca peristiwa konflik bersenjata mengalami kesulitan," ujar Andy, Kamis (9/12/2021).
Andy mengaku, dari hasil di lapangan, banyak perempuan yang menceritakan tentang sulitnya proses evakuasi saat kejadian di Kisor. "Tentunya, mereka juga merasa ketakutan dan khawatir terhadap kehidupannya serta keluarganya," tuturnya.
Untuk pengungsi di Kota Sorong, jelas Andy, rata-rata merasa sudah menjadi beban bagi anggota keluarganya. Sebagai keluarga, mereka merasa dalam situasi ini harusnya saling membantu. Namun, sebagai keluarga para perempuan ini justru merasa menjadi beban bagi keluarga yang ada.
Dua komisioner Komas Perempuan, Andy Yentriyani, dan Theresia Iswarini melakukan peninjauan terhadap para pengungsi di Kampung Aimamos, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Rabu (8/12/2021).
Dalam peninjauan tersebut, Komnas Perempuan langsung memantau kondisi pengungsi khususnya para perempuan asli Papua, untuk memastikan kondisi mereka seusai penyerangan tersebut.
Andy Yentriyani mengatakan, Komnas Perempuan tetap memberikan perhatian pada situasi khusus seperti di pengungsian. "Dari yang kami ketahui di lapangkan, banyak sekali perempuan di tempat pengungsian pasca peristiwa konflik bersenjata mengalami kesulitan," ujar Andy, Kamis (9/12/2021).
Andy mengaku, dari hasil di lapangan, banyak perempuan yang menceritakan tentang sulitnya proses evakuasi saat kejadian di Kisor. "Tentunya, mereka juga merasa ketakutan dan khawatir terhadap kehidupannya serta keluarganya," tuturnya.
Untuk pengungsi di Kota Sorong, jelas Andy, rata-rata merasa sudah menjadi beban bagi anggota keluarganya. Sebagai keluarga, mereka merasa dalam situasi ini harusnya saling membantu. Namun, sebagai keluarga para perempuan ini justru merasa menjadi beban bagi keluarga yang ada.
Lihat Juga :
tulis komentar anda