Nasib Angkot Setelah Taksi Online Marak, dari 2.000 Unit hanya 200 Beroperasi
Rabu, 08 Desember 2021 - 14:12 WIB
KARAWANG - Pandemi COVID-19 di Karawang telah memukul bisnis angkutan kota (angkot) . Dari 2.000 unit angkot yang beroperasi dalam 75 trayek, hanya tersisa 200 unit yang masih operasi. Itupun hanya 100 unit yang operasi setiap hari, sisanya 2 hari operasi dalam sepekan.
"Memang bisnis angkutan kota seperti angkot sudah mulai mengalami penurunan beberapa tahun lalu. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya pandemi COVID-19. Dari 2000 angkot hanya 200 yang masih bertahan. Sedangkan yang 1.800 unit lainnya sudah stop operasi," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Karawang, Arif Bijaksana, Rabu (8/12/2021).
baca juga: 7 Kecamatan di Karawang Diterjang Banjir Rob, 9.742 Jiwa Terdampak
Menurut Arif, banyak faktor yang menyebabkan usaha angkot mengalami penurunan tajam. Banyak warga masyarakat lebih memilih naik motor, karena mendapatkan motor saat ini tidak sulit. Hal kedua karena adanya transportasi online.
"Ditambah lagi anak sekolah karena sedang pandemi belajarnya dirumah. Padahal pangsa pasar angkot saat ini kebanyakan anak sekolah," katanya.
Arif mengatakan, pemerintah tidak berdaya membantu pengusaha sopir angkot, terlebih masih pandemi saat ini. Hanya saja untuk membantu pengusaha angkot Dishub Karawang memberikan stimulus dengan memberikan pelayanan uji kir gratis. "Tapi dari 200 angkot itu hanya 75 angkot yang ikut uji kir gratis," katanya.
baca juga: Suara Hati Korban Erupsi Gunung Semeru, Harta Benda Habis Berharap Segera Direlokasi
Arif mengatakan, bisnis angkot memang sudah tidak kondusif. Bahkan ada salah satu perumahan di Karawang sampai berani memberikan subsidi Rp5 juta sebulan kepada sopir angkot agar tetap beroperasi melintasi perumahan tersebut, namun tetap tidak mampu menutup biaya operasi.
"Kondisinya sudah sedemikian parah kita juga belum menemukan cara yang tepat membantu pengusaha angkot," katanya.
"Memang bisnis angkutan kota seperti angkot sudah mulai mengalami penurunan beberapa tahun lalu. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya pandemi COVID-19. Dari 2000 angkot hanya 200 yang masih bertahan. Sedangkan yang 1.800 unit lainnya sudah stop operasi," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Karawang, Arif Bijaksana, Rabu (8/12/2021).
baca juga: 7 Kecamatan di Karawang Diterjang Banjir Rob, 9.742 Jiwa Terdampak
Menurut Arif, banyak faktor yang menyebabkan usaha angkot mengalami penurunan tajam. Banyak warga masyarakat lebih memilih naik motor, karena mendapatkan motor saat ini tidak sulit. Hal kedua karena adanya transportasi online.
"Ditambah lagi anak sekolah karena sedang pandemi belajarnya dirumah. Padahal pangsa pasar angkot saat ini kebanyakan anak sekolah," katanya.
Arif mengatakan, pemerintah tidak berdaya membantu pengusaha sopir angkot, terlebih masih pandemi saat ini. Hanya saja untuk membantu pengusaha angkot Dishub Karawang memberikan stimulus dengan memberikan pelayanan uji kir gratis. "Tapi dari 200 angkot itu hanya 75 angkot yang ikut uji kir gratis," katanya.
baca juga: Suara Hati Korban Erupsi Gunung Semeru, Harta Benda Habis Berharap Segera Direlokasi
Arif mengatakan, bisnis angkot memang sudah tidak kondusif. Bahkan ada salah satu perumahan di Karawang sampai berani memberikan subsidi Rp5 juta sebulan kepada sopir angkot agar tetap beroperasi melintasi perumahan tersebut, namun tetap tidak mampu menutup biaya operasi.
"Kondisinya sudah sedemikian parah kita juga belum menemukan cara yang tepat membantu pengusaha angkot," katanya.
(msd)
tulis komentar anda