Tuntut Kejelasan Nasib, Ratusan Imigran Demo di Kantor Pemko Batam
Rabu, 01 Desember 2021 - 18:43 WIB
Ratusan warga Afganistan dan Sudan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pemko Batam, Rabu (1/12/2021) siang. iNews TV/Gusti
BATAM - Ratusan warga Afganistan dan Sudan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pemko Batam, Rabu (1/12/2021) siang. Para imigran ini protes kepada United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang dianggap menggantungkan nasib mereka.
Mereka meminta pemerintah Indonesia melalui Pemko dan DPRD Kota Batam mendorong UNHCR segera memindahkan status mereka ke negara ketiga sebagai negara tujuan akhir dari pengungsian.
Selama ini, UNHCR maupun IOM belum memberikan keputusan negara tujuan para imigran tersebut.
Menurut Ali, salah seorang imigran mengaku sudah tinggal selama 8 tahun di pengungsian, dan sampai saat ini di Batam masih berstatus sebagai pengungsi. "Kami tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup karena terganjal status kewarganegaraan," ujar Ali. Baca: Diduga Setubuhi Bocah 12 Tahun, 2 Anak di Bawah Umur Ditangkap Polisi.
Saat ini, ada sekitar 500 pengungsi Afghanistan yang tinggal di Kota Batam, meliputi Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Sekupang dan Hotel Kolekta, Nagoya. Selama ini para imigran hidup dari biaya yang diberikan UNHCR.
Para imigran ini juga sudah beberapa kali menanyakan ke pihak UNHCR terkiat nasib mereka, namun sampai saat ini belum mandapat kepastian yang jelas. Mereka juga memastikan enggan kembali jika UNHCR memulangkannya ke negara asal mereka di Afghanistan. Baca Juga: Polisi Gerebek Rumah Kosong Tempat Pesta Narkoba, Satu Tersangka Masih Pelajar.
Mereka meminta pemerintah Indonesia melalui Pemko dan DPRD Kota Batam mendorong UNHCR segera memindahkan status mereka ke negara ketiga sebagai negara tujuan akhir dari pengungsian.
Selama ini, UNHCR maupun IOM belum memberikan keputusan negara tujuan para imigran tersebut.
Menurut Ali, salah seorang imigran mengaku sudah tinggal selama 8 tahun di pengungsian, dan sampai saat ini di Batam masih berstatus sebagai pengungsi. "Kami tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup karena terganjal status kewarganegaraan," ujar Ali. Baca: Diduga Setubuhi Bocah 12 Tahun, 2 Anak di Bawah Umur Ditangkap Polisi.
Saat ini, ada sekitar 500 pengungsi Afghanistan yang tinggal di Kota Batam, meliputi Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Sekupang dan Hotel Kolekta, Nagoya. Selama ini para imigran hidup dari biaya yang diberikan UNHCR.
Para imigran ini juga sudah beberapa kali menanyakan ke pihak UNHCR terkiat nasib mereka, namun sampai saat ini belum mandapat kepastian yang jelas. Mereka juga memastikan enggan kembali jika UNHCR memulangkannya ke negara asal mereka di Afghanistan. Baca Juga: Polisi Gerebek Rumah Kosong Tempat Pesta Narkoba, Satu Tersangka Masih Pelajar.
(nag)
tulis komentar anda