Di Tengah Pandemi Covid-19, SayOr ITS Penuhi Nutrisi Warga

Rabu, 22 April 2020 - 17:17 WIB
Sayuran organik ITS menjadi alternatif makanan bergizi di tengah pandemi Covid-19. Foto/Ist.
SURABAYA - Kebutuhan makanan bergizi menjadi salah satu alternatif untuk terus menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya mengkonsumsi sayuran organik.

Kebun Sayur Organik (SayOr) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam program Eco Urban Farming di Unit Pengembangan Smart Eco Campus tetap melakukan produksi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Unit Pengembangan Smart Eco Campus ITS, Susi Agustina Wilujeng menuturkan, selama masa pandemi ini kebun SayOr ITS tetap dirawat dan digarap oleh tiga pekerja harian lepas ITS.



"Semenjak work from home ini mereka tetap bekerja, karena sayang sekali lahannya bisa terbengkalai jika tidak ditanami dan dipanen rutin," kata Susi, Rabu (22/4/2020).

Ia melanjutkan, setelah sayuran tersebut dipanen langsung dikemas dan diumumkan kepada pelanggan melalui grup chat Whatsapp. Untuk pelanggan yang tinggal di lingkungan ITS, sayuran bisa diantar langsung ke rumah-rumah dan atau dapat disimpan dan dibeli di K1-mart milik Koperasi Pegawai ITS.

"Setelah dipanen, jam 10 (pagi) saya umumkan dan pelanggan bisa langsung pesan," ucapnya.

Dosen Teknik Lingkungan ITS ini menambahkan, setelah diterapkannya work from home, SayOr hasil panen selalu habis terjual dalam kisaran waktu 30 menit setelah diumumkan. Berbeda dari biasanya yang kadang masih sisa dan dijual di K1-Mart.

SayOr yang dijual juga bervariasi, namun mayoritas berupa sayuran seperti sawi, bayam hijau, kacang panjang, bayam merah, daun gedi, kenikir, daun gedi, gambas pakcoy, dan kangkung, serta ada juga ketela pohon dan pisang.

"Saat ini tidak mudah mendapatkan sayur organik dengan harga terjangkau, apalagi dengan harus tetap di rumah, pilihan berbelanja juga terbatas. Testimoni dari pelanggan juga bilang kalau sayur organik ini enak rasanya, mudah dimasak serta awet kesegarannya dibanding sayuran yang terpapar bahan kimia," ungkapnya.

Selama ini, katanya, pelanggan yang membeli produk dari kebun SayOr bervariasi, ada yang bukan sivitas akademika ITS. Namun setelah masa pandemi akibat adanya lockdown di kampus ITS, pembeli sementara ini diutamakan yang tinggal di lingkungan ITS.

Eco Urban Farming ITS ini sendiri, selain digunakan untuk produksi tanaman sayur-sayuran organik juga digunakan sebagai lokasi penelitian mahasiswa ITS terutama mahasiswa Departemen Biologi. "Setiap tahun selalu ada, rata-rata ada lima penelitian yang menggunakan lahan Urban Farming sebagai lokasi penelitiannya," kata Susi.
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content