Pemukiman Kesatria Majapahit Terkubur Tanah Sedalam 1 Meter
Rabu, 03 Juni 2020 - 15:43 WIB
Sementara itu, arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, struktur bata kuno yang ditemukan para perajin bata merah di Dusun Grogol, Desa Dukuhngarjo, Kecamatan Jatirejo, tersebut merupakan sebuah umpak bangunan. Menurutnya, umpak tersebut berfungsi sebagai pijakan tiang penyangga bangunan.
"Yang menjadi menarik yakni, situs Grogol berada jauh di selatan dari pusat Majapahit yang saat ini hipotesis kami di dekat Kolam Segaran dan sumur upas. Apakah ini menjadi batas selatan kota raja, Sehingga perlu dikaji mendalam, seperti ekskavasi," katanya.
Diyakini, situs Grogol merupakan sisa permukiman kaum bangsawan atau pemukiman kesatria-kesatria Majapahit. Sebab di lokasi tersebut, banyak ditemukan fragmen keramik atau porselin. Fragmen tersebut diperkirakan berasal dari Dinasti Yuan dan Ming yang berkuasa di China pada abad ke 14 dan 15 masehi.
"Dari situ kami perkirakan permukiman ini satu masa dengan kota raja Majapahit. Temuan ini mencirikan kompleks permukiman bangsawan atau kesatria. Adanya sisa-sisa perabotan berbahan porselin atau keramik kita bisa menduga ini sisa permukiman orang kaya atau menengah ke atas. Karena dari segi harga sangat mahal pada masa itu," terangnya.
(Baca juga: Ini Penjelasan Risma Tentang Penanganan COVID-19 di Surabaya )
Argumentasi ini, lanjut Wicak, dikuatkan dengan temuan ukel atau hiasan pinggir atap rumah. Di era kerajaan Majapahi, hanya rumah milik bangsawan atau kesatria yang memiliki ukel di tepian atapnya. Sementara untuk luasannya, hunian di situs Grogol juga diperkirakan berukuran besar, berdasarkan sebaran umpak yang ditemukan.
"Pola bangunan ini besar sekali. Satu rumah biasanya terdiri dari 30-36 umpak tambahan mengelilingi empat umpak untuk soko guru. Hunian masyarakat biasa rata-rata 3 x 5 meter persegi," terang Wicak.
Diperkirakan, situs Grogol ini seluas 500 meter persegi. Dia mencatat terdapat 13 titik struktur purbakala yang ditemukan pada kurun waktu tahun 2019. Belasan struktur itu berupa lantai bata merah, dinding, lantai batu koral kombinasi dengan bata merah dan umpak.
Kajian terhadap situs Grogol ini sangat penting guna mengungkap luasan Kota Raja Majapahit dan pembagian permukiman dikala itu. Wicak pun menyatakan, jika temuan-temuan di tahun 2019 sebagian diantaranya sudah dilakukan diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Jakarta pada Agustus 2019.
"Ada temuan lainnya sebarannya di area sekitar 500 meter persegi. Perkiraan kami berupa kompleks bangunan. Sayang sekali beberapa struktur rusak karena ketidaktahuan masyarakat," tandas Wicak.
"Yang menjadi menarik yakni, situs Grogol berada jauh di selatan dari pusat Majapahit yang saat ini hipotesis kami di dekat Kolam Segaran dan sumur upas. Apakah ini menjadi batas selatan kota raja, Sehingga perlu dikaji mendalam, seperti ekskavasi," katanya.
Diyakini, situs Grogol merupakan sisa permukiman kaum bangsawan atau pemukiman kesatria-kesatria Majapahit. Sebab di lokasi tersebut, banyak ditemukan fragmen keramik atau porselin. Fragmen tersebut diperkirakan berasal dari Dinasti Yuan dan Ming yang berkuasa di China pada abad ke 14 dan 15 masehi.
"Dari situ kami perkirakan permukiman ini satu masa dengan kota raja Majapahit. Temuan ini mencirikan kompleks permukiman bangsawan atau kesatria. Adanya sisa-sisa perabotan berbahan porselin atau keramik kita bisa menduga ini sisa permukiman orang kaya atau menengah ke atas. Karena dari segi harga sangat mahal pada masa itu," terangnya.
(Baca juga: Ini Penjelasan Risma Tentang Penanganan COVID-19 di Surabaya )
Argumentasi ini, lanjut Wicak, dikuatkan dengan temuan ukel atau hiasan pinggir atap rumah. Di era kerajaan Majapahi, hanya rumah milik bangsawan atau kesatria yang memiliki ukel di tepian atapnya. Sementara untuk luasannya, hunian di situs Grogol juga diperkirakan berukuran besar, berdasarkan sebaran umpak yang ditemukan.
"Pola bangunan ini besar sekali. Satu rumah biasanya terdiri dari 30-36 umpak tambahan mengelilingi empat umpak untuk soko guru. Hunian masyarakat biasa rata-rata 3 x 5 meter persegi," terang Wicak.
Diperkirakan, situs Grogol ini seluas 500 meter persegi. Dia mencatat terdapat 13 titik struktur purbakala yang ditemukan pada kurun waktu tahun 2019. Belasan struktur itu berupa lantai bata merah, dinding, lantai batu koral kombinasi dengan bata merah dan umpak.
Kajian terhadap situs Grogol ini sangat penting guna mengungkap luasan Kota Raja Majapahit dan pembagian permukiman dikala itu. Wicak pun menyatakan, jika temuan-temuan di tahun 2019 sebagian diantaranya sudah dilakukan diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Jakarta pada Agustus 2019.
"Ada temuan lainnya sebarannya di area sekitar 500 meter persegi. Perkiraan kami berupa kompleks bangunan. Sayang sekali beberapa struktur rusak karena ketidaktahuan masyarakat," tandas Wicak.
tulis komentar anda