Tak Digubris Pemkot Bandung, Pedagang Pasar Mengadu ke DPRD Jabar
Selasa, 02 Juni 2020 - 20:45 WIB
BANDUNG - Aliansi Pedagang Pasar Kota Bandung menuntut dibukanya kembali pasar-pasar yang ditutup menyusul pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tuntutan tersebut disampaikan kepada Komisi II DPRD Jawa Barat setelah tidak ada titik temu antara pedagang dan Pemkot Bandung .
Koordinator Aliansi Pedagang Pasar Kota Bandung, Rahmat Ari Andi mengungkapkan, para pedagang kehilangan penghasilan sejak ditutup sekitar tiga bulan lalu. Hal ini akhirnya juga berimbas kepada para pekerja pasar.
Rahmat mencontohkan Pasar Baru yang memiliki 4.300 kios. Akibat penutupan Pasar Baru, para pedagang terpaksa patungan untuk membantu sekitar 12.000 pekerja, khususnya mereka yang tidak bisa pulang kampung.
"Jangankan bantuan (dari pemerintah), pendataan pun tidak pernah ada. Karenanya para karyawan kita bantu secara swadaya," ungkap Rahmat Ari dalam pertemuan di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (2/6/2020).
(Baca: Perhimpunan Pedagang Pasar Baru Batalkan Aksi Selasa, Ini Penyebabnya)
Rahmat Ari berharap Komisi II mendesak Pemprov Jabar untuk menerbitkan rekomendasi kepada Pemkot Bandung agar membuka kembali pasar-pasar di Kota Bandung.
"Kami mendesak pemerintah membuka kembali pasar, tentunya dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Sudah tiga bulan lebih kami tidak berpendapatan dan tidak ada solusi apapun dari pemerintah, kasihan termasuk para karyawannya," paparnya.
Aliansi pedagang juga meminta Komisi II mengawal secara politis urusan pembebasan biaya pengelolaan pasar selama tiga bulan berjalan. Sebab Perusahaan Daerah (PD) Pasar Bermartabat sebagai pengelola pasar di Kota Bandung masih memungut biaya kepada para pedagang.
"Kami-kami sudah tidak berjualan, masa listrik tempat yang tidak kami pakai harus tetap kami bayar, kami minta itu semua dibebaskan," imbuhnya.
Koordinator Aliansi Pedagang Pasar Kota Bandung, Rahmat Ari Andi mengungkapkan, para pedagang kehilangan penghasilan sejak ditutup sekitar tiga bulan lalu. Hal ini akhirnya juga berimbas kepada para pekerja pasar.
Rahmat mencontohkan Pasar Baru yang memiliki 4.300 kios. Akibat penutupan Pasar Baru, para pedagang terpaksa patungan untuk membantu sekitar 12.000 pekerja, khususnya mereka yang tidak bisa pulang kampung.
"Jangankan bantuan (dari pemerintah), pendataan pun tidak pernah ada. Karenanya para karyawan kita bantu secara swadaya," ungkap Rahmat Ari dalam pertemuan di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (2/6/2020).
(Baca: Perhimpunan Pedagang Pasar Baru Batalkan Aksi Selasa, Ini Penyebabnya)
Rahmat Ari berharap Komisi II mendesak Pemprov Jabar untuk menerbitkan rekomendasi kepada Pemkot Bandung agar membuka kembali pasar-pasar di Kota Bandung.
"Kami mendesak pemerintah membuka kembali pasar, tentunya dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Sudah tiga bulan lebih kami tidak berpendapatan dan tidak ada solusi apapun dari pemerintah, kasihan termasuk para karyawannya," paparnya.
Aliansi pedagang juga meminta Komisi II mengawal secara politis urusan pembebasan biaya pengelolaan pasar selama tiga bulan berjalan. Sebab Perusahaan Daerah (PD) Pasar Bermartabat sebagai pengelola pasar di Kota Bandung masih memungut biaya kepada para pedagang.
"Kami-kami sudah tidak berjualan, masa listrik tempat yang tidak kami pakai harus tetap kami bayar, kami minta itu semua dibebaskan," imbuhnya.
tulis komentar anda