Harga Gabah di Bulukumba Turun, Bulog Diminta Turun Tangan
Senin, 30 Agustus 2021 - 16:20 WIB
BULUKUMBA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba meminta Bulog untuk turun tangan mengatasi harga gabah yang turun karena berpengaruh pada pendapatan petani.
Salah satu penyebabnya, tidak semua hasil panen bisa diserap oleh Bulog . Saat ini, harga gabah ditingkat petani Rp3.800 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga gabah berada dikisaran Rp4.200 per kilogram.
“Saya berharap Bulog turun tangan membeli gabah petani, jangan tengkulak,” kata Anggota DPRD Bulukumba HA PangerangPangerang, Senin, (30/08/2021).
Di tengah kondisi saat ini, kata dia, Bulog memiliki peran yang sangat penting. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog diharap bisa mengatasi turunnya harga gabah.
Legislator PPP itu juga meminta Bulog turun ke lapangan. Jangan membiarkan harga gabah justru dimainkan tengkulak. Sebab selain mematok harga rendah, pembelian gabah oleh tengkulak juga merugikan petani.
“Misalnya satu karung dengan berat 100 kilogram, dipotong 3 kilogram menjadi 97 kilogram yang dihargai. Jadi Bulog harus stabilkan harga,” tegas dia.
Dirinya menjelaskan, peran pemerintah juga sangat diharapkan. Terlebih harga pupuk bersubsidi justru mengalami kenaikan. Di mana dulunya hanya Rp96 ribu per sak, kini berada dikisaran Rp125 ribu per sak.
“Ini juga yang merugikan petani, pupuk bersubsidi naik,” ucap dia.
Kepala Cabang Perum Bulog Bulukumba , Ervina Zulaeha yang dikonfirmasi terkait hal tersebut tidak memberikan respons.
Salah satu penyebabnya, tidak semua hasil panen bisa diserap oleh Bulog . Saat ini, harga gabah ditingkat petani Rp3.800 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga gabah berada dikisaran Rp4.200 per kilogram.
“Saya berharap Bulog turun tangan membeli gabah petani, jangan tengkulak,” kata Anggota DPRD Bulukumba HA PangerangPangerang, Senin, (30/08/2021).
Di tengah kondisi saat ini, kata dia, Bulog memiliki peran yang sangat penting. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog diharap bisa mengatasi turunnya harga gabah.
Legislator PPP itu juga meminta Bulog turun ke lapangan. Jangan membiarkan harga gabah justru dimainkan tengkulak. Sebab selain mematok harga rendah, pembelian gabah oleh tengkulak juga merugikan petani.
“Misalnya satu karung dengan berat 100 kilogram, dipotong 3 kilogram menjadi 97 kilogram yang dihargai. Jadi Bulog harus stabilkan harga,” tegas dia.
Dirinya menjelaskan, peran pemerintah juga sangat diharapkan. Terlebih harga pupuk bersubsidi justru mengalami kenaikan. Di mana dulunya hanya Rp96 ribu per sak, kini berada dikisaran Rp125 ribu per sak.
“Ini juga yang merugikan petani, pupuk bersubsidi naik,” ucap dia.
Kepala Cabang Perum Bulog Bulukumba , Ervina Zulaeha yang dikonfirmasi terkait hal tersebut tidak memberikan respons.
(agn)
tulis komentar anda