Kisah Masjid Selawe dan Silsilah Lahirnya Pendiri NU KH Hasyim Asyari
Sabtu, 30 Mei 2020 - 05:05 WIB
JOMBANG - Masjid Selawe merupakan sebuah masjid mungil yang menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Tambakberas, sebuah pondok pesantren terbesar dan tertua di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Seperti dikisahkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas KH Jauharidin al Fatih, Masjid Selawe yang awalnya sangat sederhana didirikan oleh KH Abdussalam, cucu dari Pangeran Benowo yang tidak lain adalah putra dari Joko Tingkir pada tahun 1825 masehi. (Baca juga: Di Ponpes Bahrul Ulum, Mbak Tutut Ingin Bangun Kemandirian Desa )
Masjid Selawe berada di Dusun Gedang, Desa Tambakrejo, Kecamatan Kota Jombang, Jawa Timur. Dilihat dari ukurannya, masjid ini sangat kecil yang dibangun oleh KH Abdussalam bersama 25 orang santrinya sehingga lebih dikenal dengan sebutan Langgar Selawe.
"KH Abdussalam adalah keturunan Raja Majapahit, Brawijaya kelima, dari garis Joko Tingkir atau Sultan Pajang," ungkap KH Jauharidin al Fatih.
KH Abdussalam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Shoichah adalah putra dari KH Abdul Jabar bin Pangeran Benowo bin Jokotingkir (Sultan Pajang).
Pada tahun 1800 masehi KH Abdussalam atau Mbah Shoichah menjadi salah satu panglima perang dari Pangeran Diponegoro saat bertempur melawan Belanda.
Setelah Pangeran Diponegoro tertangkap, para pengikutnya, termasuk KH Abdussalam melarikan diri ke arah timur. Selanjutnya dia membangun tempat tinggal di sebuah hutan yang tersembunyi yang sekarang bernama Dusun Gedang.
Di tempat ini, KH Abdussalam mendirikan masjid dan pondok kecil untuk para pengikut yang sekaligus menjadi santrinya yang berjumlah 25 orang. Penyebutan angka 25 dalam bahasa jawa disebut selawe.
Itulah sebabnya, masjid dan pondok KH Abdussalam kemudian lebih dikenal dengan sebutan Pondok Selawe.
Seperti dikisahkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas KH Jauharidin al Fatih, Masjid Selawe yang awalnya sangat sederhana didirikan oleh KH Abdussalam, cucu dari Pangeran Benowo yang tidak lain adalah putra dari Joko Tingkir pada tahun 1825 masehi. (Baca juga: Di Ponpes Bahrul Ulum, Mbak Tutut Ingin Bangun Kemandirian Desa )
Masjid Selawe berada di Dusun Gedang, Desa Tambakrejo, Kecamatan Kota Jombang, Jawa Timur. Dilihat dari ukurannya, masjid ini sangat kecil yang dibangun oleh KH Abdussalam bersama 25 orang santrinya sehingga lebih dikenal dengan sebutan Langgar Selawe.
"KH Abdussalam adalah keturunan Raja Majapahit, Brawijaya kelima, dari garis Joko Tingkir atau Sultan Pajang," ungkap KH Jauharidin al Fatih.
KH Abdussalam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Shoichah adalah putra dari KH Abdul Jabar bin Pangeran Benowo bin Jokotingkir (Sultan Pajang).
Pada tahun 1800 masehi KH Abdussalam atau Mbah Shoichah menjadi salah satu panglima perang dari Pangeran Diponegoro saat bertempur melawan Belanda.
Setelah Pangeran Diponegoro tertangkap, para pengikutnya, termasuk KH Abdussalam melarikan diri ke arah timur. Selanjutnya dia membangun tempat tinggal di sebuah hutan yang tersembunyi yang sekarang bernama Dusun Gedang.
Di tempat ini, KH Abdussalam mendirikan masjid dan pondok kecil untuk para pengikut yang sekaligus menjadi santrinya yang berjumlah 25 orang. Penyebutan angka 25 dalam bahasa jawa disebut selawe.
Itulah sebabnya, masjid dan pondok KH Abdussalam kemudian lebih dikenal dengan sebutan Pondok Selawe.
tulis komentar anda