Mensos dan Menko PMK Pantau Penyaluran Bantuan Sosial di Cikalongwetan

Jum'at, 29 Mei 2020 - 16:06 WIB
Menteri Koordinator PMK Muhajir Effendy, Mensos Juliari P Batubara, dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Kantor Pos Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, KBB, Jumat (29/5/2020). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
BANDUNG BARAT - Mensos Juliari P Batubara dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy memantau dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak COVID-19 di Kantor Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (29/5/2020).

Penyerahan simbolis bantuan Kartu Keluarga Sejahtera, bansos tunai, dan bantuan sembako kepada perwakilan warga ini, dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Asisten Daerah II Bidang Ekonomi Pembangunan Setda KBB Maman Sulaiman mewakili Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna.

"Hari ini kami menyerahkan sekaligus memantau bantuan pemerintah yang mencakup bantuan Kartu Keluarga Sejahtera, bantuan sosai tunai, dan bantuan sosial sembako," kata Menko PMK Muhajir Effendy kepada wartawan. (BACA JUGA: Anggota DPRD yang Bubarkan Karantina Pemudik Dilaporkan ke Polisi )



Dia mengemukakan, bantuan yang diserahkan ini adalah sebagian dari beberapa pos bantuan pemerintah yang diberikan selama Covid-19. Untuk di Jawa Barat penyerahan bantuannya terbilang lambat karena awal lebaran baru terealisasi sekitar 27%. Ini dikarenakan luasnya wilayah dan medan yang sulit sehingga aksesibilitas menjadi terkendala.

Namun sekarang, setelah diintensifkan progres penyerahan bantuan di Jawa Barat sudah mencapai 80%. Bantuan ini akan berlangsung sampai Desember. Tapi untuk BLT Desa sampai September dengan nominal jumlah mulai Bulan Juli berkurang jadi Rp300.000/bulan dari awalnya Rp600.000/bulan.

"Bantuan ini juga akan diberikan ke warga yang masuk ke DTKS baru disandingkan dengan data lama, dimana mereka akan mendapatkan bantuan secara reguler seterusnya," ujar dia. (BACA JUGA: Dinyatakan Sembuh, Pasien Corona di Tasikmalaya Dapat Sertifikat Sehat )

Mensos Juliari P Batubara menilai kendala yang dihadapi di lapangan dalam penyaluran bantuan sosial adalah bantuan yang serba cepat dan sinkronisasi data di lapangan. Apalagi pos bantuan untuk masyarakat terdampak Covid-19 ini banyak seperti dari pusat, kementerian, provinsi, kabupaten/kota, sehingga jangan sampai terjadi duplikasi.

"Soal data ini kan harus akurat di awal-awal memang sulit, sementara di sisi lain bantuan harus cepat didistribusikan. Melalui koordinasi yang baik antara pusat dan daerah akhirnya semua bisa teratasi," tutur Juliari.

Salah seorang penerima bantuan warga Ciptagumati, Sumaryati (50) mengaku menerima bantuan uang tunai Rp600.000. Rencananya uang tersebut akan dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat dirinya yang sedang sakit.

"Uangnya buat beli beras dan keperluan makan. Corona ini kan membuat suami tidak punya penghasilan, jadi ya mau dihemat-hemat karena mau dipakai beli obat juga," ungkap Sumaryati.

Berdasarkan data untuk di KBB kuota bansos tunai ada sebanyak 32.000 lebih, yang sudah turun dan mendapat SK dari Kemensos ada sekitar 12.635 keluarga penerima manfaat. (BACA JUGA: Indonesia Dorong Kesetaraan Akses Vaksin COVID-19 untuk Semua Negara )

Acuan data yang dipakai adalah memakai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan non DTKS. Untuk sisanya sekitar 20.000 lagi dicairkan secara bertahap dimana jumlah itu diluar data yang nantinya akan dicover bantuan dari Pemprov Jabar dan Pemda KBB.
(awd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content