Gubernur Khofifah Minta Pemudik Tunda Balik ke Jakarta
Rabu, 27 Mei 2020 - 06:28 WIB
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat Jatim agar tidak kembali masuk ke Jakarta sementara waktu untuk mencari nafkah.
Sebagaimana diketahui bahwa kasus positif COVID-19 di Ibu Kota paling tinggi. (Baca juga: Darurat Corona, Pemudik Dilarang Kembali ke Ibu Kota Jakarta )
"Yang kemarin sempat mudik ke berbagai daerah di Jatim, jangan dulu kembali ke Jakarta. Selesaikan observasi dan sampai dinyatakan sehat dengan menunjukkan hasil rapid tes dan PCR test. Sebaiknya tunggu situasi berangsur normal," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Selasa (26/5/2020).
Khofifah mengatakan, imbauan ini sesuai dengan apa yang diinstruksikan pemerintah pusat agar tidak menimbulkan persoalan baru di ibukota akibat munculnya klaster baru atau gelombang baru. "Episentrum penyebaran COVID-19 ada di Jakarta. Jangan sampai terjadi ledakan pasien positif COVID-19 lagi. Mohon untuk bersabar dan tidak gegabah," kata dia.
DKI Jakarta, kata dia, juga tengah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan itu berlangsung hingga 4 Juni 2020 mendatang. Kecuali mendesak dan memang urusan dinas, dipersilakan. Meski demikian semua protokol kesehatan tetap wajib dipenuhi. "Rezeki tidak hanya ada di Jakarta. Di kampung sekalipun, rezeki, nafkah, dan penghasilan tetap dapat diperoleh," kata dia.
Terlebih saat ini jumlah e-commerce pun semakin banyak. Tentunya hal itu membuka banyak peluang usaha dengan pasar yang jauh lebih luas. "Pasca munculnya COVID-19, gelombang transformasi bisnis ke ranah daring atau online semakin cepat. Saya yakin jika kita bisa beradaptasi dengan cepat, maka peluang pun semakin besar. Terkait modal, saat ini banyak peluang usaha dengan menjadi reseller atau drop shipper tanpa butuh modal besar," kata Khofifah.
Sementara itu, Pasien positif COVID-19 di Jatim hingga Selasa (26/5/2020) sore mencapai 3.875 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 506 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan total pasien meninggal dunia sebanyak 303 orang. "Tentu semua pihak harus waspada dan terus menjaga agar penyebaran COVID- 19 makin turun dan akhirnya berhenti," pungkas Khofifah.
Lihat Juga: Survei Indikator Politik: Mayoritas Publik Merasa Terbantu Polri selama Mudik Lebaran 2024
Sebagaimana diketahui bahwa kasus positif COVID-19 di Ibu Kota paling tinggi. (Baca juga: Darurat Corona, Pemudik Dilarang Kembali ke Ibu Kota Jakarta )
"Yang kemarin sempat mudik ke berbagai daerah di Jatim, jangan dulu kembali ke Jakarta. Selesaikan observasi dan sampai dinyatakan sehat dengan menunjukkan hasil rapid tes dan PCR test. Sebaiknya tunggu situasi berangsur normal," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Selasa (26/5/2020).
Khofifah mengatakan, imbauan ini sesuai dengan apa yang diinstruksikan pemerintah pusat agar tidak menimbulkan persoalan baru di ibukota akibat munculnya klaster baru atau gelombang baru. "Episentrum penyebaran COVID-19 ada di Jakarta. Jangan sampai terjadi ledakan pasien positif COVID-19 lagi. Mohon untuk bersabar dan tidak gegabah," kata dia.
DKI Jakarta, kata dia, juga tengah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan itu berlangsung hingga 4 Juni 2020 mendatang. Kecuali mendesak dan memang urusan dinas, dipersilakan. Meski demikian semua protokol kesehatan tetap wajib dipenuhi. "Rezeki tidak hanya ada di Jakarta. Di kampung sekalipun, rezeki, nafkah, dan penghasilan tetap dapat diperoleh," kata dia.
Terlebih saat ini jumlah e-commerce pun semakin banyak. Tentunya hal itu membuka banyak peluang usaha dengan pasar yang jauh lebih luas. "Pasca munculnya COVID-19, gelombang transformasi bisnis ke ranah daring atau online semakin cepat. Saya yakin jika kita bisa beradaptasi dengan cepat, maka peluang pun semakin besar. Terkait modal, saat ini banyak peluang usaha dengan menjadi reseller atau drop shipper tanpa butuh modal besar," kata Khofifah.
Sementara itu, Pasien positif COVID-19 di Jatim hingga Selasa (26/5/2020) sore mencapai 3.875 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 506 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan total pasien meninggal dunia sebanyak 303 orang. "Tentu semua pihak harus waspada dan terus menjaga agar penyebaran COVID- 19 makin turun dan akhirnya berhenti," pungkas Khofifah.
Lihat Juga: Survei Indikator Politik: Mayoritas Publik Merasa Terbantu Polri selama Mudik Lebaran 2024
(nth)
tulis komentar anda