Sebut Tol Istimewa, Jokowi Harap Jadi Solusi Macet Semarang-Demak
Jum'at, 11 Juni 2021 - 17:18 WIB
DEMAK - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Demak, Jumat (11/6/2021). Jokowi datang untuk meninjau progres pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut.
Bertolak dari Semarang, Jokowi didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Ketua DPRD Jateng, Bupati dan Wakil Bupati Demak serta sejumlah pejabat terkait melihat progres Jalan Tol Semarang-Demak, tepatnya di Seksi II Sayung-Demak.
Tiba di area pembangunan, Jokowi beserta rombongan disambut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Mereka langsung menuju ke papan infografis Tol Semarang-Demak. Di sana, Ganjar tampak menjelaskan kepada Jokowi terkait pembangunan.
“Ini merupakan bagian dari jaringan Tol Jawa Koridor pantai utara jawa. Koridor ini akan menghubungkan, Semarang, Demak, Rembang, Tuban dan Gresik, dan yang untuk ruas Gresik Surabaya telah terhubung jalan tol dan telah dioperasikan,” kata Jokowi.
Jokowi berharap, keberadaan Tol ini nantinya akan mengurangi kemacetan lalu lintas. Terutama dari Kaligawe menuju ke Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Baca juga:Jokowi Senang Bandara Jenderal Besar Soedirman Beroperasi
“Jalan tol ini kita harapkan akan mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan kaligawe dan bandar udara ahmad yani, ini yang sudah berpuluh-puluh tahun selalu macet baik karena kendaraan-kendaraan besar yang semuanya lewat di jalur ini,” kata Jokowi.
Keistimewaan jalan tol ini, lanjut Jokowi, adalah fungsinya yang tak hanya sebagai penghubung. Tetapi juga sebagai tanggul laut yang akan berfungsi sebagai pengendalian banjir.“Jalan Tol Semarang Demak ini juga akan berfungsi untuk pengendalian banjir dengan adanya fungsi kolam retensi dan adanya nanti tanggul laut dan pengembangan area yang tadinya terendam menjadi kering,” ujar Jokowi.
Nantinya, kawasan di sekitar tol Semarang Demak Seksi II yang saat ini masih terendam rob akan menjadi kering. Jokowi berharap ke depan bisa digunakan menjadi kawasan industri dan pendukungnya. “Serta pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kita harapkan ini segera bisa diselesaikan sehingga sekali lagi, mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah,” tandas Jokowi.
Sebagai informasi, Jalan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut Kota Semarang ini memiliki panjang Total 26,70 KM terbagi menjadi dua seksi. Seksi I yaitu Kaligawe-Sayung sepanjang 10,39 KM dan seksi II yaitu Sayung - Demak yang ditinjau saat ini, sepanjang 16,31 KM.
Pembangunan Tol Semarang-Demak saat ini masih mengalami kendala, terutama status tanah warga tenggelam air laut. Itu terjadi di area tol Semarang I, yang berada di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sehingga, Proyek Strategis Nasional (PSN) tol sekaligus penahan abrasi laut, tidak berjalan maksimal.
Ganjar mengatakan, harus ada ketegasan agar masyarakat nantinya tidak dirugikan atas PSN Tol Semarang-Demak. Hal itu mengingat, bila tanah warga tenggelam air laut, tidak bisa mendapat ganti rugi karena dinyatakan musnah, akibat bencana atau kondisi alam.
"Tol yang sebagai tanggul laut, ternyata masih terjadi perdebatan, yang menentukan tanah musnah. Siapa yang berwenang, agar rakyat tidak dirugikan. Karena kalau dinyatakan tanah musnah, tidak dapat ganti rugi," kata Ganjar saat bertemu Sekjen ATR/BPN beberapa waktu lalu.
Bertolak dari Semarang, Jokowi didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Ketua DPRD Jateng, Bupati dan Wakil Bupati Demak serta sejumlah pejabat terkait melihat progres Jalan Tol Semarang-Demak, tepatnya di Seksi II Sayung-Demak.
Tiba di area pembangunan, Jokowi beserta rombongan disambut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Mereka langsung menuju ke papan infografis Tol Semarang-Demak. Di sana, Ganjar tampak menjelaskan kepada Jokowi terkait pembangunan.
“Ini merupakan bagian dari jaringan Tol Jawa Koridor pantai utara jawa. Koridor ini akan menghubungkan, Semarang, Demak, Rembang, Tuban dan Gresik, dan yang untuk ruas Gresik Surabaya telah terhubung jalan tol dan telah dioperasikan,” kata Jokowi.
Jokowi berharap, keberadaan Tol ini nantinya akan mengurangi kemacetan lalu lintas. Terutama dari Kaligawe menuju ke Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Baca juga:Jokowi Senang Bandara Jenderal Besar Soedirman Beroperasi
“Jalan tol ini kita harapkan akan mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan kaligawe dan bandar udara ahmad yani, ini yang sudah berpuluh-puluh tahun selalu macet baik karena kendaraan-kendaraan besar yang semuanya lewat di jalur ini,” kata Jokowi.
Keistimewaan jalan tol ini, lanjut Jokowi, adalah fungsinya yang tak hanya sebagai penghubung. Tetapi juga sebagai tanggul laut yang akan berfungsi sebagai pengendalian banjir.“Jalan Tol Semarang Demak ini juga akan berfungsi untuk pengendalian banjir dengan adanya fungsi kolam retensi dan adanya nanti tanggul laut dan pengembangan area yang tadinya terendam menjadi kering,” ujar Jokowi.
Nantinya, kawasan di sekitar tol Semarang Demak Seksi II yang saat ini masih terendam rob akan menjadi kering. Jokowi berharap ke depan bisa digunakan menjadi kawasan industri dan pendukungnya. “Serta pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kita harapkan ini segera bisa diselesaikan sehingga sekali lagi, mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah,” tandas Jokowi.
Sebagai informasi, Jalan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut Kota Semarang ini memiliki panjang Total 26,70 KM terbagi menjadi dua seksi. Seksi I yaitu Kaligawe-Sayung sepanjang 10,39 KM dan seksi II yaitu Sayung - Demak yang ditinjau saat ini, sepanjang 16,31 KM.
Pembangunan Tol Semarang-Demak saat ini masih mengalami kendala, terutama status tanah warga tenggelam air laut. Itu terjadi di area tol Semarang I, yang berada di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sehingga, Proyek Strategis Nasional (PSN) tol sekaligus penahan abrasi laut, tidak berjalan maksimal.
Ganjar mengatakan, harus ada ketegasan agar masyarakat nantinya tidak dirugikan atas PSN Tol Semarang-Demak. Hal itu mengingat, bila tanah warga tenggelam air laut, tidak bisa mendapat ganti rugi karena dinyatakan musnah, akibat bencana atau kondisi alam.
"Tol yang sebagai tanggul laut, ternyata masih terjadi perdebatan, yang menentukan tanah musnah. Siapa yang berwenang, agar rakyat tidak dirugikan. Karena kalau dinyatakan tanah musnah, tidak dapat ganti rugi," kata Ganjar saat bertemu Sekjen ATR/BPN beberapa waktu lalu.
(don)
tulis komentar anda