Isak Tangis Keluarga Pecah Iringi Pemakaman Habel, Korban Kebrutalan KKB
Senin, 07 Juni 2021 - 15:04 WIB
Seorang anggota keluarga Habel histeris dan meronta saat jenazah Habel korban kebrutalan KKB akan dimasukkan ke liang lahat, Senin (7/6/2021).
ALOR - Isak tangis keluarga pecah mengiringi proses pemakaman Habel Alengpen , mereka bahkan histeris saat peti jenazahnya akan dimasukkan ke liang lahat, Senin (7/6/2021).
Habel dimakamkan secara protestan di kampung halamannya Butuwei, Kabola, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Habel adalah pria yang menjadi korban penembakan dan kebrutalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Dia tewas ketika dihadang kelompok kriminal bersenjata dan ditembak saat pulang dari Pasar Ilaga, Kamis (3/6/2021).
Dijetahui, korban Habel merantau ke Papua, untuk bekerja sebagai tukang bangunan, sebelum pekerjaannya dilanjutkan di Kabupaten Puncak. “Di Ilaga sendiri, dia (Habel) baru tinggal satu tahun,” kata Minggus Alilamali, tetangga korban.
Semasa hidup, korban dikenal pendiam namun aktif dengan pemuda sekitar dan sesekali melaut karena mata pencarian warga sekitar adalah nelayan.
Warga kampung lain, Lukas juga mengaku bahwa anak tersebut baik dan sering bergabung dengan warga saat ada pekerjaan. “Awalnya saya tidak tahu kalau anak itu yang meninggal karena memang tidak tahu nama, tapi setelah lihat fotonya baru saya tahu, anaknya memang baik,” katanya.
Paska kejadian, Kamis (3/6/202), di ilaga meskipun tertunda untuk dipulangkan jenazahnya ke kampung halaman, akibat suasana yang masih mencekam, akhirnya minggu (6/6/2021) kemarin, jenasah Habel tiba di Alor dan hari ini (7/6/2021) dimakamkan.
Habel dimakamkan secara protestan di kampung halamannya Butuwei, Kabola, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga
Habel adalah pria yang menjadi korban penembakan dan kebrutalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Dia tewas ketika dihadang kelompok kriminal bersenjata dan ditembak saat pulang dari Pasar Ilaga, Kamis (3/6/2021).
Dijetahui, korban Habel merantau ke Papua, untuk bekerja sebagai tukang bangunan, sebelum pekerjaannya dilanjutkan di Kabupaten Puncak. “Di Ilaga sendiri, dia (Habel) baru tinggal satu tahun,” kata Minggus Alilamali, tetangga korban.
Semasa hidup, korban dikenal pendiam namun aktif dengan pemuda sekitar dan sesekali melaut karena mata pencarian warga sekitar adalah nelayan.
Warga kampung lain, Lukas juga mengaku bahwa anak tersebut baik dan sering bergabung dengan warga saat ada pekerjaan. “Awalnya saya tidak tahu kalau anak itu yang meninggal karena memang tidak tahu nama, tapi setelah lihat fotonya baru saya tahu, anaknya memang baik,” katanya.
Paska kejadian, Kamis (3/6/202), di ilaga meskipun tertunda untuk dipulangkan jenazahnya ke kampung halaman, akibat suasana yang masih mencekam, akhirnya minggu (6/6/2021) kemarin, jenasah Habel tiba di Alor dan hari ini (7/6/2021) dimakamkan.
(nic)
tulis komentar anda