Butuh Anggaran Rp2 Triliun, Proyek PLTSa Harus Libatkan Pemodal Besar
Kamis, 27 Mei 2021 - 08:10 WIB
MAKASSAR - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ( PLTSa ) yang bakal dibangun di Kota Makassar butuh biaya besar. Biaya investasinya ditaksir mencapai Rp2 triliun.
Sekretaris Tim Percepatan Pembangunan PLTSa Kota Makassar, Saharuddin Ridwan mengatakan, pemerintah akan selektif dalam melibatkan investor dalam proyek strategis nasional tersebut. Syarat utamanya, harus memiliki modal yang kuat lantaran tingginya anggaran.
"Artinya harus disiapkan ini investor karena dia akan besar, besar dia punya keuangan untuk kelola ini. Karena semua bebannya di mereka (investor)," ujarnya. Dengan biaya investasi sebesar itu, diharapkan proyek ini bisa terbangun tanpa membebani APBD Kota Makassar.
Pasalnya, dalam proyek PLTSa ini Pemkot Makassar akan mengakomodir Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) yang menjadi kewajiban pemerintah tiap tahunnya. Dimana harus mulai dibayarkan setelah pembangunan rampung.
Berdasarkan hasil feasibility study (FS) atau studi kelayakan yang dilakukan China National Technical Import and Export Corporation, BLPS per tonnya akan menelan anggaran sebesar Rp390.000 atau kurang lebih sebesar Rp79 milliar per tahunnya.
Biaya tersebut bisa tertutupi dengan anggaran bantuan pusat sesuai PMK Nomor 26/2021 tentang Dukungan Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bagi Pengelolaan Sampah di Daerah. Dimana anggaran dukungan dari pemerintah pusat maksimal dapat mencapai Rp500.000 per tonnya.
"Sesuai dengan feasibilty study yang dibuat oleh (perusahaan asal) China, itu (BPLS) Rp390.000 per ton. Dalam artian kalau memang betul-betul dibantu oleh pemerintah pusat maksimal Rp500.000, berartikan bisa saja tidak membebani pemerintah kita kalau itu yang dijadikan acuan karena ada PMK," papar Sahar.
Sekretaris Tim Percepatan Pembangunan PLTSa Kota Makassar, Saharuddin Ridwan mengatakan, pemerintah akan selektif dalam melibatkan investor dalam proyek strategis nasional tersebut. Syarat utamanya, harus memiliki modal yang kuat lantaran tingginya anggaran.
"Artinya harus disiapkan ini investor karena dia akan besar, besar dia punya keuangan untuk kelola ini. Karena semua bebannya di mereka (investor)," ujarnya. Dengan biaya investasi sebesar itu, diharapkan proyek ini bisa terbangun tanpa membebani APBD Kota Makassar.
Pasalnya, dalam proyek PLTSa ini Pemkot Makassar akan mengakomodir Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) yang menjadi kewajiban pemerintah tiap tahunnya. Dimana harus mulai dibayarkan setelah pembangunan rampung.
Berdasarkan hasil feasibility study (FS) atau studi kelayakan yang dilakukan China National Technical Import and Export Corporation, BLPS per tonnya akan menelan anggaran sebesar Rp390.000 atau kurang lebih sebesar Rp79 milliar per tahunnya.
Biaya tersebut bisa tertutupi dengan anggaran bantuan pusat sesuai PMK Nomor 26/2021 tentang Dukungan Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bagi Pengelolaan Sampah di Daerah. Dimana anggaran dukungan dari pemerintah pusat maksimal dapat mencapai Rp500.000 per tonnya.
"Sesuai dengan feasibilty study yang dibuat oleh (perusahaan asal) China, itu (BPLS) Rp390.000 per ton. Dalam artian kalau memang betul-betul dibantu oleh pemerintah pusat maksimal Rp500.000, berartikan bisa saja tidak membebani pemerintah kita kalau itu yang dijadikan acuan karena ada PMK," papar Sahar.
tulis komentar anda