Dosen Cantik: Jadi Pengusaha Tak Perlu Tes DNA
Selasa, 25 Mei 2021 - 12:43 WIB
SEMARANG - Berkembangnya industri kreatif banyak dimotori generasi milenial karena ingin memiliki beragam keleluasaan. Bukan hanya sistem kerja yang lebih fleksibel, namun juga penghasilan tak terbatas dengan menjadi pengusaha-pengusaha muda.
Pakar ekonomi Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang, Dr. Elen Puspitasari, M.Si., Akt, mengatakan, pembentukan karakter pengusaha perlu dilakukan pada generasi muda. Sebab, mereka memikul tanggung jawab besar bagi kemajuan bangsa.
“Untuk menjadi seorang wirausaha tidak perlu tes DNA. Kadang mahasiswa bilang, ‘Maaf Bu karena saya tidak turunan dari keluarga pengusaha, maka tidak bisa (menjadi pengusaha)’,” kata perempuan berparas cantik itu, Selasa (25/5/2021).
“Tidak seperti itu. Itu bisa dibentuk (jiwa kewirausahaan). Makanya yang pertama kali adalah tugas kita membentuk karakter wirausaha dengan berbagai treatment. Ini sungguh-sungguh,” lugasnya.
Wakil Rektor IV Unisbank itu menambahkan, pembentukan jiwa kewirausahaan di antaranya dengan menerapkan kurikulum wajib bagi setiap program studi. Selama tiga semester seluruh mahasiswa akan mendapatkan teori sekaligus pratik kewirausahaan.
“Erterpreneur ( kewirausahaan ) itu adalah bagaimana menciptakan karakter untuk menggunakan sumber daya yang kita miliki untuk lebih bermanfaat. Artinya bermanfaat pasti akan lebih luas bila banyak yang memanfaatkan (jenis usaha) itu,” terang pengajar di kampus favorit di Semarang itu.
“Unisbank concern mulai dengan kurikulum wajib adalah kewirausahaan. Jadi apa pun program studinya, mahasiswa kami semuanya mendapatkan mata kuliah kewirausahaan yang terus dikembangkan dan terus dievaluasi,” beber perempuan berusia 42 tahun tersebut. Baca Juga: Survei: Millenial Takut Serangan Nuklir Terjadi 10 Tahun Lagi
Dia menyebut, mata kuliah wajib Kewirausahaan itu sejala dengan program Merdeka Belajar yang diusung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Sistem pengajaran yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas sehingga sistem pembelajaran akan lebih nyaman.
“Kita concern dengan memberikan muatan sebagai seorang wirausaha, yang berpikir bagaimana bisa mendayagunakan apa yang dimiliki. Jadi mahasiswa-mahasiswa kita betul-betul digembleng di kawah Candradimuka, dididik menjadi seorang wirausaha. Nah ini sangat pas dan match sekali dengan program dari Mas Menteri (Nadiem Makarim),” pungkasnya.
Pakar ekonomi Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang, Dr. Elen Puspitasari, M.Si., Akt, mengatakan, pembentukan karakter pengusaha perlu dilakukan pada generasi muda. Sebab, mereka memikul tanggung jawab besar bagi kemajuan bangsa.
Baca Juga
“Untuk menjadi seorang wirausaha tidak perlu tes DNA. Kadang mahasiswa bilang, ‘Maaf Bu karena saya tidak turunan dari keluarga pengusaha, maka tidak bisa (menjadi pengusaha)’,” kata perempuan berparas cantik itu, Selasa (25/5/2021).
“Tidak seperti itu. Itu bisa dibentuk (jiwa kewirausahaan). Makanya yang pertama kali adalah tugas kita membentuk karakter wirausaha dengan berbagai treatment. Ini sungguh-sungguh,” lugasnya.
Wakil Rektor IV Unisbank itu menambahkan, pembentukan jiwa kewirausahaan di antaranya dengan menerapkan kurikulum wajib bagi setiap program studi. Selama tiga semester seluruh mahasiswa akan mendapatkan teori sekaligus pratik kewirausahaan.
“Erterpreneur ( kewirausahaan ) itu adalah bagaimana menciptakan karakter untuk menggunakan sumber daya yang kita miliki untuk lebih bermanfaat. Artinya bermanfaat pasti akan lebih luas bila banyak yang memanfaatkan (jenis usaha) itu,” terang pengajar di kampus favorit di Semarang itu.
“Unisbank concern mulai dengan kurikulum wajib adalah kewirausahaan. Jadi apa pun program studinya, mahasiswa kami semuanya mendapatkan mata kuliah kewirausahaan yang terus dikembangkan dan terus dievaluasi,” beber perempuan berusia 42 tahun tersebut. Baca Juga: Survei: Millenial Takut Serangan Nuklir Terjadi 10 Tahun Lagi
Dia menyebut, mata kuliah wajib Kewirausahaan itu sejala dengan program Merdeka Belajar yang diusung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Sistem pengajaran yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas sehingga sistem pembelajaran akan lebih nyaman.
“Kita concern dengan memberikan muatan sebagai seorang wirausaha, yang berpikir bagaimana bisa mendayagunakan apa yang dimiliki. Jadi mahasiswa-mahasiswa kita betul-betul digembleng di kawah Candradimuka, dididik menjadi seorang wirausaha. Nah ini sangat pas dan match sekali dengan program dari Mas Menteri (Nadiem Makarim),” pungkasnya.
(don)
tulis komentar anda