Perum Jasa Tirta I Klaim 8 Bendungan dan 2 Terowongan Aman Pasca Gempa Blitar
Selasa, 25 Mei 2021 - 07:01 WIB
SURABAYA - Peristiwa gempa tektonik berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 57 km tenggara Kabupaten Blitar , Jawa Timur.
Dari gempa yang terjadi Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB itu sempat dikhawatirkan berdampak pada bendungan yang menyimpan cadangan air dan terowongan yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) I.
Namun dari hasil pemantauan visual dan pengecekan fisik, kondisi bendungan dan terowongan masih dalam keadaan normal.
"Kalau dari gempa yang di Blitar kemarin, sudah kami cek kondisi delapan bendungan dan dua terowongan yang kami kelola masih kategori aman," kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan saat dikonfirmasi, Senin (24/5/2021).
Raymond mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir ada tiga kali gempa di atas 5 SR. Gempa itu, kata dia, terasa di beberapa bendungan dengan kisaran sebesar II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan keamanan bendungan.
Dia menjelaskan, tidak ada retakan dan pergeseran atau rembesan air akibat gempa. "Setelah gempa (Jumat malam), keesokan harinya, tim kami dari PJT I langsung memantau kondisi bendungan dan terowongan. Alhamdulillah semuanya aman," ujarnya.
Adapun 8 bendungan yang dipantau, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo di wilayah Kab Malang.
Dua bendungan di Blitar, yakni Bendungan Lahor dan Wlingi. Lalu Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.
Sedangkan 2 terowongan yang dikelola PJT I berada di Tulungagung. Pertama adalah Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowongan Niyama yang dibangun tahun 1961. Kedua adalah Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.
Dari gempa yang terjadi Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB itu sempat dikhawatirkan berdampak pada bendungan yang menyimpan cadangan air dan terowongan yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) I.
Namun dari hasil pemantauan visual dan pengecekan fisik, kondisi bendungan dan terowongan masih dalam keadaan normal.
"Kalau dari gempa yang di Blitar kemarin, sudah kami cek kondisi delapan bendungan dan dua terowongan yang kami kelola masih kategori aman," kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan saat dikonfirmasi, Senin (24/5/2021).
Raymond mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir ada tiga kali gempa di atas 5 SR. Gempa itu, kata dia, terasa di beberapa bendungan dengan kisaran sebesar II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan keamanan bendungan.
Dia menjelaskan, tidak ada retakan dan pergeseran atau rembesan air akibat gempa. "Setelah gempa (Jumat malam), keesokan harinya, tim kami dari PJT I langsung memantau kondisi bendungan dan terowongan. Alhamdulillah semuanya aman," ujarnya.
Adapun 8 bendungan yang dipantau, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo di wilayah Kab Malang.
Dua bendungan di Blitar, yakni Bendungan Lahor dan Wlingi. Lalu Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.
Sedangkan 2 terowongan yang dikelola PJT I berada di Tulungagung. Pertama adalah Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowongan Niyama yang dibangun tahun 1961. Kedua adalah Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.
tulis komentar anda