Super Blood Moon Menyapa, Bisa Dilihat Tanpa Bantuan Alat Optik Khusus
Kamis, 20 Mei 2021 - 17:48 WIB
BANDUNG BARAT - Gerhana bulan total atau Super Blood Moon bakal terjadi pada 26 Mei 2021 mendatang. Gerhana kali ini beriringan dengan terjadinya Perige yakni waktu ketika bulan berada di jarak terdekatnya dengan bumi (Super Moon).
Peneliti Observatorium Bosscha Yatny Yulianti mengatakan, fenomena gerhana bulan tersebut merupakan fenomena yang normal terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi. Namun karena bulan berada di jarak terdekatnya dengan bumi, maka bulan akan tampak lebih besar dibanding biasanya.
Baca juga: Viral, Anak Kecil Bantu Ambulans Melintas di Jalan Sempit dan Macet
"Ini fenomena yang normal, masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa melihat Super Blood Moon. Yakni bulan tampak lebih besar dan lebih merah karena pembiasaan cahaya matahari oleh lapisan atmosfer bumi," terangnya, Kamis (20/5/2021).
Dia menjelaskan, di wilayah Bandung gerhana bulan total akan dimulai pada pukul 15:47 WIB. Namun pada waktu tersebut bulan belum terbit. Sehingga masyarakat harus menunggu bulan terbit di pukul 17:35 WIB untuk bisa mulai bisa melihat gerhana.
Gerhana bulan total akan dimulai pada 18:11 WIB dengan puncak gerhana akan terjadi pukul 18:18 WIB. Fase totalitas akan berlangsung selama sekitar 14 menit hingga kemudian seluruh rangkaian gerhana akan berakhir pada 20:49 WIB. Imbas yang diberikan dari fenomena Gerhana Bulan Total pada kondisi alam yakni terjadinya arus pasang di laut.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Siap Digelar di Bandung, Tinggal Tunggu Regulasi Pusat
Untuk mengamati fenomena astronomi tersebut, pihak Observatorium Bosscha menyediakan program pengamatan malam virtual bagi masyarakat. Mengingat pengamatan langsung belum bisa dilakukan dampak pandemi COVID-19. Masyarakat bisa ikut menyaksikan pengamatan gerhana bulan total melalui channel YouTube Bosscha mulai pukul 17:00 WIB.
"Yang menarik gerhana bulan ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dan diamati oleh mata, tidak perlu menggunakan bantuan alat optik khusus," pungkasnya
Peneliti Observatorium Bosscha Yatny Yulianti mengatakan, fenomena gerhana bulan tersebut merupakan fenomena yang normal terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi. Namun karena bulan berada di jarak terdekatnya dengan bumi, maka bulan akan tampak lebih besar dibanding biasanya.
Baca juga: Viral, Anak Kecil Bantu Ambulans Melintas di Jalan Sempit dan Macet
"Ini fenomena yang normal, masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa melihat Super Blood Moon. Yakni bulan tampak lebih besar dan lebih merah karena pembiasaan cahaya matahari oleh lapisan atmosfer bumi," terangnya, Kamis (20/5/2021).
Dia menjelaskan, di wilayah Bandung gerhana bulan total akan dimulai pada pukul 15:47 WIB. Namun pada waktu tersebut bulan belum terbit. Sehingga masyarakat harus menunggu bulan terbit di pukul 17:35 WIB untuk bisa mulai bisa melihat gerhana.
Gerhana bulan total akan dimulai pada 18:11 WIB dengan puncak gerhana akan terjadi pukul 18:18 WIB. Fase totalitas akan berlangsung selama sekitar 14 menit hingga kemudian seluruh rangkaian gerhana akan berakhir pada 20:49 WIB. Imbas yang diberikan dari fenomena Gerhana Bulan Total pada kondisi alam yakni terjadinya arus pasang di laut.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Siap Digelar di Bandung, Tinggal Tunggu Regulasi Pusat
Untuk mengamati fenomena astronomi tersebut, pihak Observatorium Bosscha menyediakan program pengamatan malam virtual bagi masyarakat. Mengingat pengamatan langsung belum bisa dilakukan dampak pandemi COVID-19. Masyarakat bisa ikut menyaksikan pengamatan gerhana bulan total melalui channel YouTube Bosscha mulai pukul 17:00 WIB.
"Yang menarik gerhana bulan ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dan diamati oleh mata, tidak perlu menggunakan bantuan alat optik khusus," pungkasnya
(msd)
tulis komentar anda