Kisah Sukses Petani Porang di Blora Ini, Bermodal Awal Rp7 Juta Kini Berpenghasilan Ratusan Juta Rupiah
Minggu, 25 April 2021 - 06:18 WIB
BLORA - Berawal dari iseng dengan modal Rp7 juta untuk menanam porang , Heriyanto seorang petani asal Desa Karanggeneng, Kecamatan Kunduran, Blora, Jawa Tengah kini berpenghasilan ratusan juta rupiah perbulannya.
Memiliki lahan seluas 1 hektare bisa menghasilkan ratusan juta sungguh sulit dibayangkan namun bagi petani yang satu ini bisa terealisasi yaitu dengan menanam porang .
Sebelumnya Heriyanto adalah seorang pengusaha briket ekpor dan dia juga memiliki kebun yang ditanami tanaman keras seperti durian, klengkeng dan tebu.
Heriyanto mengaku mendengar tanan porang dari adiknya waktu itu dia ditawari untuk menanam porang.
“Alhasil di tahun 2016 saya mencari bibit dengan cara browsing di google, menemukan penjual bibit di Madiun. Bibitnya berupa katak dengan harga perkilo Rp70 ribu. Dengan modal nekat uang sebesar Rp7 juta itu saya belikan bibit porang berupa katak namun hanya mendapatkan 1 kuintal,” kata Heriyanto, Sabtu (24/4/2021).
Lalu bibit itu dia tanam secara acak di bawah pohon durian di tahun pertama 90% gagal. Karena penasaran tahun kedua mencari bibit lagi namun harganya sudah naik menjadi Rp130 ribu perkilo dan barangya tidak ada.
“Saya semakin penasaran karena tidak mendapatkan bibit saya rawat tanaman yang masih ada. Di tahun ketiga saya mulai mempelajari dan berhasil selain panen kataknya yang nempel di daun saya juga panen umbinya yang ada di bawah,” timpal Heriyanto.
Memiliki lahan seluas 1 hektare bisa menghasilkan ratusan juta sungguh sulit dibayangkan namun bagi petani yang satu ini bisa terealisasi yaitu dengan menanam porang .
Sebelumnya Heriyanto adalah seorang pengusaha briket ekpor dan dia juga memiliki kebun yang ditanami tanaman keras seperti durian, klengkeng dan tebu.
Heriyanto mengaku mendengar tanan porang dari adiknya waktu itu dia ditawari untuk menanam porang.
Baca Juga
“Alhasil di tahun 2016 saya mencari bibit dengan cara browsing di google, menemukan penjual bibit di Madiun. Bibitnya berupa katak dengan harga perkilo Rp70 ribu. Dengan modal nekat uang sebesar Rp7 juta itu saya belikan bibit porang berupa katak namun hanya mendapatkan 1 kuintal,” kata Heriyanto, Sabtu (24/4/2021).
Lalu bibit itu dia tanam secara acak di bawah pohon durian di tahun pertama 90% gagal. Karena penasaran tahun kedua mencari bibit lagi namun harganya sudah naik menjadi Rp130 ribu perkilo dan barangya tidak ada.
“Saya semakin penasaran karena tidak mendapatkan bibit saya rawat tanaman yang masih ada. Di tahun ketiga saya mulai mempelajari dan berhasil selain panen kataknya yang nempel di daun saya juga panen umbinya yang ada di bawah,” timpal Heriyanto.
tulis komentar anda