Driver Online Masuk Daftar Prioritas Vaksinasi Tahap Kedua, Ini Respons PDOI Jatim
Jum'at, 12 Februari 2021 - 19:01 WIB
SURABAYA - Setelah para tenaga kesehatan divaksin COVID-19 , vaksinasi tahap kedua pada Maret 2021 akan diberikan untuk pelayan publik, aparat TNI-Polri, hingga masyarakat umum. Kabar baiknya, driver online juga masuk dalam daftar prioritas penerima vaksin tahap kedua.
Tentu saja, rencana tersebut direspon positif oleh Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur. Humas PDOI Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong, menilai langkah yang dilakukan pemerintah tersebut sudah sangat tepat.
"Tanpa mengesampingkan profesi lainnya, tapi mengingat mobilitas yang tinggi, driver online juga rawan tertular dan menularkan virus corona. Apalagi orang tanpa gejala (OTG) kini mendominasi kasus positif," kata Daniel, Jumat (12/2/2021).
Baca juga: Jadi Wali Kota Sepekan, Bagaimana Racikan WS untuk Surabaya?
Daniel berharap agar data siapa saja driver online yang masuk dalam daftar penerima vaksin tahap kedua bisa segera disosialisasikan. Dia juga menghimbau pada rekan-rekan driver online agar bersedia dan tidak menolak jika namanya masuk dalam daftar.
"Dapatkan informasi mengenai program ini hanya dari sumber terpercaya dan berwenang. Sehingga program vaksinasi ini diharapkan bisa berjalan dengan lancar dan dapat menekan penyebaran COVID-19 serta mendukung percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia," harap Daniel, salah satu penggugat Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108/2017 yang dikabulkan oleh Mahkamah Agung (MA).
Diakui oleh Daniel, selama masa pandemi Covid-19, pendapatan driver online menurun drastis. Penurunan penghasilan driver online bisa mencapai 50-70 persen.
Baca juga: Paska Vaksinasi Sejumlah Nakes Tulungagung Alami Pusing, Tapi Pulih Sendiri
“Misal, untuk ojol. Yang biasanya sehari bisa mendapatkan penghasilan 100 ribu-200 ribu. Sekarang hanya bisa membawa pulang uang sebesar 50 ribu-150 ribu. Bahkan, tak sedikit yang hanya memperoleh penghasilan sebesar 30 ribu-50 ribu. Tentu saja, penghasilan segitu tidak cukup bagi mereka yang sudah berkeluarga dan punya anak," ungkap Daniel.
Sekadar diketahui, Kementerian Kesehatan tengah mematangkan pendataan vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi petugas pelayanan publik yang dijadwalkan berlangsung Maret 2021. Dari target 18,5 juta orang sasaran vaksinasi tahap kedua, 1.251.866 diantaranya adalah driver online.
Tentu saja, rencana tersebut direspon positif oleh Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur. Humas PDOI Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong, menilai langkah yang dilakukan pemerintah tersebut sudah sangat tepat.
"Tanpa mengesampingkan profesi lainnya, tapi mengingat mobilitas yang tinggi, driver online juga rawan tertular dan menularkan virus corona. Apalagi orang tanpa gejala (OTG) kini mendominasi kasus positif," kata Daniel, Jumat (12/2/2021).
Baca juga: Jadi Wali Kota Sepekan, Bagaimana Racikan WS untuk Surabaya?
Daniel berharap agar data siapa saja driver online yang masuk dalam daftar penerima vaksin tahap kedua bisa segera disosialisasikan. Dia juga menghimbau pada rekan-rekan driver online agar bersedia dan tidak menolak jika namanya masuk dalam daftar.
"Dapatkan informasi mengenai program ini hanya dari sumber terpercaya dan berwenang. Sehingga program vaksinasi ini diharapkan bisa berjalan dengan lancar dan dapat menekan penyebaran COVID-19 serta mendukung percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia," harap Daniel, salah satu penggugat Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108/2017 yang dikabulkan oleh Mahkamah Agung (MA).
Diakui oleh Daniel, selama masa pandemi Covid-19, pendapatan driver online menurun drastis. Penurunan penghasilan driver online bisa mencapai 50-70 persen.
Baca juga: Paska Vaksinasi Sejumlah Nakes Tulungagung Alami Pusing, Tapi Pulih Sendiri
“Misal, untuk ojol. Yang biasanya sehari bisa mendapatkan penghasilan 100 ribu-200 ribu. Sekarang hanya bisa membawa pulang uang sebesar 50 ribu-150 ribu. Bahkan, tak sedikit yang hanya memperoleh penghasilan sebesar 30 ribu-50 ribu. Tentu saja, penghasilan segitu tidak cukup bagi mereka yang sudah berkeluarga dan punya anak," ungkap Daniel.
Sekadar diketahui, Kementerian Kesehatan tengah mematangkan pendataan vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi petugas pelayanan publik yang dijadwalkan berlangsung Maret 2021. Dari target 18,5 juta orang sasaran vaksinasi tahap kedua, 1.251.866 diantaranya adalah driver online.
(msd)
tulis komentar anda