Dorong Produktivitas Petani Solo Raya, PLN Gencarkan Program Super Panen

Rabu, 03 Februari 2021 - 17:30 WIB
Listrik masuk sawah dalam program Super Panen dari PLN yang mampu meningkatkan hasil panen petani di Solo Raya. Foto/Ist
SOLO - Listrik masuk sawah yang digulirkan PLN sukses mendongkrak produktivitas petani di Solo Raya. Pompa air yang didukung jaringan listrik PLN, membuat para petani kini dapat panen tiga kali dalam setahun.

“Sebelum listrik masuk sawah, panen mereka hanya 1-2 kali setahun sudah maksimal,” kata Andi Kurniyawan, Manager Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Surakarta, Rabu (3/2/2021).

Listrik masuk sawah yang masuk program solusi penggunaan energi listrik untuk pengairan dan penerangan lahan (Super Panen), antara lain sudah menyentuh para petani di Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, dan kabupaten Boyolali.

Seperti petani di Sragen yang lahannya tadah hujan, mereka sebelumnya memakai diesel untuk irigasi. Kini melalui program Super Panen, mereka bisa panen tiga kali dalam setahun karena tidak lagi tergantung musim. Saat kemarau, mereka tetap bisa menyedot air melalui pompa yang didukung listrik PLN.

Tahun 2020 kemarin, pihaknya telah menyambung sekitar 3.586 pelanggan dengan total daya sekitar 12 megawatt. “Rata-rata satu sumur sawah, daya listriknya minimal 3.500,” ujarnya. Program ini sangat dirasakan petani karena mampu mendongkrak hasil panen.



Bahkan, Kabupaten Sragen menjadi lumbung pangan nomor dua di Jawa Tengah dan nomor sembilan di Indonesia, meskipun luas lahannya lebih kecil dibanding daerah lain. Sehingga sinergi antara PLN dengan Pemerintah Daerah sangat baik guna mendukung ketahanan pangan.

Baca juga: Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Keluhkan Kerusakan Jalan Ngadirejo-Candiroto Temanggung

Pihaknya akan terus mengembangkan, bukan hanya dari sisi sawahnya saja. Namun akan digarap di sisi hulu hingga hilir mulai dari benih hingga pengolahannya. “Pembibitan yang tadinya pakai diesel atau tergantung musim, dengan adanya listrik petani bisa mengatur kapan pun waktunya,” kata Andi Kurniyawan.

Ketika di hilir, yakni di penggilingan padi, penggunaan diesel dikonversi menjadi listrik. Hitung-hitungannya jauh lebih murah karena biaya produksi mampu ditekan hingga 50 persen. Karena tidak membutuhkan BBM, biaya pemeliharaan lebih murah dan gampang.

Baca juga: PPKM Jilid 2, Pemkab Sleman Klaim Berdampak Signifikan Turunkan Kasus COVID-19

Dari hulu sampai hilir, pertanian kini terus didorong agar semuanya bisa menggunakan listrik. Bahkan PLN bersama Kementrian Pertanian, telah melaksanakan webinar dengan para petani di sawah. “Mereka memakai laptop di sawah dan ini fenomena baru. Petani kita semakin maju,” ucapnya.

Pemerintah daerah seperti Kabupaten Karanganyar, Bupati Juliyatmono memberikan bantuan sumur bor untuk sawah guna keperluan pengairan. “Kerjasama PLN dengan Pemda, dan petani kini sudah cukup dekat,” tuturnya. Tahun 2021 program Super Panen akan terus digencarkan.
(boy)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More