Ini Latar Belakang Viralnya 'Desa Mati' di Majalengka yang Menggemparkan
Selasa, 02 Februari 2021 - 07:19 WIB
MAJALENGKA - Viralnya video Kampung Mati Desa Sidamukti berawal dari bencana alam pergeseran tanah yang terjadi pada 2006 lalu. Untuk menghindari jatuh korban, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat mengupayakan untuk merelokasi warganya ke tempat yang lebih aman.
Relokasi sendiri tidak berlangsung seketika saat musibah itu terjadi. Ada rentang waktu 3 tahun, hingga akhirnya ratusan KK yang tinggal di daerah itu direlokasi ke tempat lain.
"Awal tahun 2006 di Blok Tarikolot yang bagian dari Pemeeintahan Desa (Pemdes) Sidamukti terjadi pergeseran tanah. Berkat upaya dari Pemdes Sidamukti bersama Pemkab majalengka akhirnya pada tahun 2009, kami mendapat program relokasi," kata Kuwu (Kades) Sidamukti Karwan, Senin (1/2/2021).
Dalam program itu, ada sebanyak 180 KK di Blok Tarikolot yang direlokasi. Namun, di tempat baru, yakni Buahlega, pemerintah menyediakan tempat tinggal untuk 253 KK. Hal itu lantaran saat di Blok Tarikolot ada beberapa rumah yang ditempati oleh lebih dari 1 KK.
Direlokasinya ratusan KK dari Tarikolot ke Buahlega, tidak lantas bangunan rumah warga dihancurkan. Bangunan-bangunan dibiarkan berdiri, meskipun sudah tidak ditempati lagi. Baca: Majalengka Gempar, Ada Desa Mati yang Videonya Viral di Medsos.
"(saat) ini dimanfaatkan juga oleh masyadakat untuk kandang ayam, kambing dan lain-lain. Nah otomatis aktivitas warga dari Buahlega ke Tarikolot ini masih hidup," jelas dia.
"Ketika malam, mereka pindah ke Buahlega. Ketika pagi ada yang mungkin jemur hasil pertanian, ngasih makan hewan peliharaan (di Tarikolot)," lanjut dia. Baca Juga: Carok di Balai Desa Banangkah Bangkalan, 1 Orang Terkapar Disabet Celurit.
Karwan tidak menampik saat ini masih ada warga yang tinggal di Blok Tarikolot itu. Ada sebanyak 8 KK yang ada di Blok yang viral itu. "Yang bertahan di wilayah Tarikolot ada kurang lebih 8 KK. Ada 8 KK lagi, tapi letak kewilayahannya masuk Kelurahan Munjul. Namun di sana tanahnya tidak labil," pungkasnya.
Relokasi sendiri tidak berlangsung seketika saat musibah itu terjadi. Ada rentang waktu 3 tahun, hingga akhirnya ratusan KK yang tinggal di daerah itu direlokasi ke tempat lain.
"Awal tahun 2006 di Blok Tarikolot yang bagian dari Pemeeintahan Desa (Pemdes) Sidamukti terjadi pergeseran tanah. Berkat upaya dari Pemdes Sidamukti bersama Pemkab majalengka akhirnya pada tahun 2009, kami mendapat program relokasi," kata Kuwu (Kades) Sidamukti Karwan, Senin (1/2/2021).
Dalam program itu, ada sebanyak 180 KK di Blok Tarikolot yang direlokasi. Namun, di tempat baru, yakni Buahlega, pemerintah menyediakan tempat tinggal untuk 253 KK. Hal itu lantaran saat di Blok Tarikolot ada beberapa rumah yang ditempati oleh lebih dari 1 KK.
Direlokasinya ratusan KK dari Tarikolot ke Buahlega, tidak lantas bangunan rumah warga dihancurkan. Bangunan-bangunan dibiarkan berdiri, meskipun sudah tidak ditempati lagi. Baca: Majalengka Gempar, Ada Desa Mati yang Videonya Viral di Medsos.
"(saat) ini dimanfaatkan juga oleh masyadakat untuk kandang ayam, kambing dan lain-lain. Nah otomatis aktivitas warga dari Buahlega ke Tarikolot ini masih hidup," jelas dia.
"Ketika malam, mereka pindah ke Buahlega. Ketika pagi ada yang mungkin jemur hasil pertanian, ngasih makan hewan peliharaan (di Tarikolot)," lanjut dia. Baca Juga: Carok di Balai Desa Banangkah Bangkalan, 1 Orang Terkapar Disabet Celurit.
Karwan tidak menampik saat ini masih ada warga yang tinggal di Blok Tarikolot itu. Ada sebanyak 8 KK yang ada di Blok yang viral itu. "Yang bertahan di wilayah Tarikolot ada kurang lebih 8 KK. Ada 8 KK lagi, tapi letak kewilayahannya masuk Kelurahan Munjul. Namun di sana tanahnya tidak labil," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda