PPKM Diperpanjang, Pengelola Wisata Blitar Raya Tolak Penutupan Tempat Wisata

Kamis, 21 Januari 2021 - 18:19 WIB
Tempat Wisata Kampung Cokelat, di Kabupaten Blitar, menolak penutupan destinasi wisata selama berlangsungnya perpanjangan PPKM mendatang. Foto/Dok.SINDOnews/Solichan Arif
BLITAR - Forum Pengelola Destinasi Wisata (FPDW) Blitar Raya menyatakan menolak penutupan tempat wisata selama berlangsungnya perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Blitar.



Penutupan wisata selama berlangsungnya PPKM dinilai sangat merugikan. Penutupan wisata juga dianggap tidak berpengaruh pada penyebaran angka kasus positif COVID-19 di Blitar Raya. " PPKM untuk membatasi kegiatan masyarakat. Bukan menutup tempat wisata," ujar Koordinator FPDW Blitar Raya Harjito kepada wartawan Kamis (21/1/2021).

Selama berlangsungnya PPKM 11-25 Januari 2021 , Pemkab Blitar, membatasi seluruh kegiatan masyarakat. Untuk aktifitas ekonomi di malam hari Pemkab Blitar, membatasi hingga pukul 20.00 WIB.

Seluruh destinasi wisata di 61 titik di Kabupaten Blitar juga ditutup total. Karena kasus positif masih tinggi, kemendagri memutuskan memperpanjang PPKM dua minggu lagi. "Intinya kita menolak penutupan itu," tegas Harjito yang merupakan pengelola destinasi wisata Istana Sakura.



Ada sebanyak 20 pengelola destinasi wisata yang menyatakan diri menolak penutupan. Di antaranya, pengelola destinasi wisata Kampung Cokelat, Blitar Park, Negeri Dongeng, Sirah Kencong, Omah Londo, Kampung Afrika, Pantai Serang, Belimbing Karangsari, dan Hutan Pinus Gogoniti.



Mereka menandatangani tiga poin pernyataan sikap. Yakni menolak penutupan destinasi wisata dalam PPKM tahap kedua dan seterusnya. Mendorong pemerintah membuat kebijakan PPKM dengan masih mengizinkan wisata dengan protokol kesehatan ketat. "Kemudian mendorong pemerintah mengawal operasional wisata dengan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan," kata Harjito.

FPDW juga memaparkan dampak kebijakan PPKM yang disertai penutupan destinasi wisata. Selama PPKM omzet wisata anjlok 100 persen, UMKM yang bergantung pada destinasi wisata merugi, dan munculnya pengangguran baru akibat pengurangan karyawan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More