Sebelum Kecelakaan, Co-Pilot Sriwijaya Air Fadly Satrianto Sempat Ajak 3 Generasi Keluarganya Foto Bareng
Minggu, 10 Januari 2021 - 15:56 WIB
SURABAYA - Juan Setiadi Zenniko, kakak tertua dari seorang ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182 , Co-Pilot Fadly Satrianto mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum kecelakaan tragis menimpa adiknya itu.
“Awalnya saya tidak punya firasat apa pun. Hingga akhirnya baru sadar setelah kejadian ini (pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ditumpangi Fadly jatuh di perairan kepulauan seribu),” tuturnya di Mapolda Jatim, Minggu (10/1/2021). (Baca Juga: Fadly Satrianto, Co Pilot Sriwijaya Air Dikenal Ramah, Baik dan Pendiam)
Namun demikian, momen terakhir yang diingat sang kakak kala adiknya itu mengajak berfoto bersama pada akhir Desember 2020 lalu. “Saat itu, Beliau (Fadly) mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama," kata Juan.
Di mata keluarga, Fadly merupakan sosok periang yang sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Utamanya ibundanya. Alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) tahun 2011 ini juga dikenang sebagai sosok yang pekerja keras dan tekun untuk meraih cita-citanya.
“Dulu dia kerja di Boeing menjadi kru kantor. Lalu mendapat kesempatan untuk pendidikan Boeing di tahun 2016-2017 sebagai co-pilot,” katanya. (Baca Juga: Pramugari Mia Tresetyani Sempat Telpon Ibunya Sebelum Sriwijaya Air Jatuh)
Saat kejadian, Fadly yang merupakan ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk mengendarai pesawat lainnya. "Beliau (Fadly) sebagai kru-ekstra dan duduk di bangku nomor 40. Jadi Beliau ini naik Sriwijaya dengan tujuan ke Pontianak untuk misi mengendarai pesawat lain dengan tujuan lain," pungkasnya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air bernomor SJ-182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB, setelah empat menit terbang meninggalkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pesawat hilang kontak saat melakukan penerbangan dengan ketinggian lebih dari 10.000 kaki. (Baca Juga: Sebelum Terbang, Rion Penumpang Pesawat Sriwijaya Sempat Kontak dengan Istri di Lubuklinggau)
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi. Saat ini, bangkai pesawat tersebut masih dalam proses pencarian di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
“Awalnya saya tidak punya firasat apa pun. Hingga akhirnya baru sadar setelah kejadian ini (pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ditumpangi Fadly jatuh di perairan kepulauan seribu),” tuturnya di Mapolda Jatim, Minggu (10/1/2021). (Baca Juga: Fadly Satrianto, Co Pilot Sriwijaya Air Dikenal Ramah, Baik dan Pendiam)
Namun demikian, momen terakhir yang diingat sang kakak kala adiknya itu mengajak berfoto bersama pada akhir Desember 2020 lalu. “Saat itu, Beliau (Fadly) mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama," kata Juan.
Di mata keluarga, Fadly merupakan sosok periang yang sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Utamanya ibundanya. Alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) tahun 2011 ini juga dikenang sebagai sosok yang pekerja keras dan tekun untuk meraih cita-citanya.
“Dulu dia kerja di Boeing menjadi kru kantor. Lalu mendapat kesempatan untuk pendidikan Boeing di tahun 2016-2017 sebagai co-pilot,” katanya. (Baca Juga: Pramugari Mia Tresetyani Sempat Telpon Ibunya Sebelum Sriwijaya Air Jatuh)
Saat kejadian, Fadly yang merupakan ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk mengendarai pesawat lainnya. "Beliau (Fadly) sebagai kru-ekstra dan duduk di bangku nomor 40. Jadi Beliau ini naik Sriwijaya dengan tujuan ke Pontianak untuk misi mengendarai pesawat lain dengan tujuan lain," pungkasnya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air bernomor SJ-182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB, setelah empat menit terbang meninggalkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pesawat hilang kontak saat melakukan penerbangan dengan ketinggian lebih dari 10.000 kaki. (Baca Juga: Sebelum Terbang, Rion Penumpang Pesawat Sriwijaya Sempat Kontak dengan Istri di Lubuklinggau)
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi. Saat ini, bangkai pesawat tersebut masih dalam proses pencarian di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
(nic)
tulis komentar anda