Asyik, Kini Bisa Deteksi Kebersihan Laut Melalui ATLANTIS
Selasa, 05 Januari 2021 - 09:17 WIB
SURABAYA - Pencemaran laut masih saja terjadi di berbagai kawasan di Indonesia. Sampah plastik yang menumpuk menurunkan minat wisatawan pergi ke pantai. Penumpukan sampah dan logam berat di kawasan pantai mengakibatkan penurunan kualitas biota laut.
Dua mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga Yolandha Sepiani Nurhanifah dan Reza Istiqomatul Hidayah membuat inovasi berupa alat pendeteksi kebersihan laut berbasis Internet of Things (IoT) dan alarm otomatis sebagai pengontrol kelestarian lingkungan perairan yang diberi nama ATLANTIS. (Baca juga: Mengkhawatirkan, Pantai Timur Surabaya Terpapar Mikroplastik )
“Kami geram adanya permasalahan pencemaran perairan, makanya muncul ide untuk membuat sebuah teknologi yang dapat mendeteksi kebersihan laut berbasis internet of things ini,” kata Reza, Selasa (5/1/2021). (Baca juga: Kurangi Sampah Plastik di Laut, Luhut Gandeng Australia )
IIa melanjutkan, konsep ATLANTIS bergantung pada internet. Cara kerjanya menggunakan kamera digital yang digunakan untuk mevisualisasi keadaan laut, kemudian merekam dan mengirimkan sinyal pada mikrokontroler berupa Arduino UNO yang disambungkan dengan tampilan LCD (Liquid Crystal Display).
Data itu kemudian dihubungkan pada komputer untuk mendeteksi sampah plastik dan logam berat yang terkandung di dalam perairan. Secara bersamaan, saat LCD menampilkan data kondisi perairan laut, terdapat alarm otomatis yang akan berbunyi dan menyala sesuai tingkatannya.
“Hijau untuk normal, kuning untuk waspada, dan merah untuk bahaya,” ungkap mahasiswa Akuakultur angkatan 2017 ini.
Warna lampu hijau, kuning, dan merah, katanya, memiliki batas toleransi atau ambang batas di dalam perairan. Jadi, alarm akan berbunyi setiap 30 hari sekali guna memonitoring kondisi perairan laut.
Dua mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga Yolandha Sepiani Nurhanifah dan Reza Istiqomatul Hidayah membuat inovasi berupa alat pendeteksi kebersihan laut berbasis Internet of Things (IoT) dan alarm otomatis sebagai pengontrol kelestarian lingkungan perairan yang diberi nama ATLANTIS. (Baca juga: Mengkhawatirkan, Pantai Timur Surabaya Terpapar Mikroplastik )
“Kami geram adanya permasalahan pencemaran perairan, makanya muncul ide untuk membuat sebuah teknologi yang dapat mendeteksi kebersihan laut berbasis internet of things ini,” kata Reza, Selasa (5/1/2021). (Baca juga: Kurangi Sampah Plastik di Laut, Luhut Gandeng Australia )
IIa melanjutkan, konsep ATLANTIS bergantung pada internet. Cara kerjanya menggunakan kamera digital yang digunakan untuk mevisualisasi keadaan laut, kemudian merekam dan mengirimkan sinyal pada mikrokontroler berupa Arduino UNO yang disambungkan dengan tampilan LCD (Liquid Crystal Display).
Data itu kemudian dihubungkan pada komputer untuk mendeteksi sampah plastik dan logam berat yang terkandung di dalam perairan. Secara bersamaan, saat LCD menampilkan data kondisi perairan laut, terdapat alarm otomatis yang akan berbunyi dan menyala sesuai tingkatannya.
“Hijau untuk normal, kuning untuk waspada, dan merah untuk bahaya,” ungkap mahasiswa Akuakultur angkatan 2017 ini.
Warna lampu hijau, kuning, dan merah, katanya, memiliki batas toleransi atau ambang batas di dalam perairan. Jadi, alarm akan berbunyi setiap 30 hari sekali guna memonitoring kondisi perairan laut.
(nth)
tulis komentar anda