Jelang Nataru, Kapolda Banten Ancam Gelandang Warga yang Langgar Protokol Kesehatan

Senin, 21 Desember 2020 - 14:37 WIB
Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar saat memberi keterangan terkait pengamanan Natal dan Tahun Baru serta penindakan pelanggar prokes.Foto/Teguh Mahardika
SERANG - Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar, menegaskan akan mengangkut warga yang membandel dalam menegakan protokol kesehatan pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ini untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.

Menurutnya, personel kepolisian akan memantau dan memonitoring tempat wisata yang ada di Banten. Masyarakat dilarang melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan massa.

(Baca juga: Malaysia Masih Lockdown Perbatasan, Pelintas Batas di PLBN Aruk 200 Orang Per Hari )



“Gugus tugas dari provinsi ada, kota ada, tempat wisata ada koordinator mungkin. Sama-sama melakukan monitoring dan meneliti. Sebelum adanya terjadi, sudah disampaikan kepada masyarakat, jangan melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa. Kalau tidak diindahkan, pada saat pelaksanaan akan dibubarkan secara humanis tentunya, dengan baik-baik. Yang nggak bisa (diatur), diangkut kalau perlu,” katanya, Senin (21/12/2020).

Ia menyebutkan, ada 7.000 personel yang terjunkan untuk mengamankan perayaan Natal maupun Tahun Baru. Untuk meningkatkan kewaspadaan pengamanan di gereja, pihaknya telah menginstruksikan panitia perayaan natal membentuk tim keamanan, untuk memeriksa barang bawaan umat Kristiani yang akan beribadah.

(Baca juga: Diduga Peras PSK Online, Oknum Anggota Polda Bali Jadi Tersangka )

“Di gereja sudah kami tempatkan, kemarin kita undang pengelola umat Kristiani. Kita imbau mereka untuk membentuk panitia, mengantisipasi gangguan teror. Harus ada seksi keamanan untuk memeriksa barang bawaan, tidak boleh melalaikan unsur kewaspadaan,” terangnya.

Di sisi lain, Kapolda mengaku fokus pada pemantauan tindakan radikalisme dan gangguan teror jelang perayaan natal. Namun untuk sejauh ini, upaya pencegahan dalam mengatasi gangguan itu sudah dilaksanakan.

“Kewaspadaan kita tetap karena teror tidak pernah tahu kapan melakukan peledakan bunuh diri atau yang lain. Ancaman secara intelejen tidak ada, tetapi kita akan melakukan pemantauan terhadap orang atau kelompok, kita sudah punya datanya apakah mereka bergerak atau tidak, kita operasi. Tapi upaya pencegahan mengatasi mereka sudah dilakukan,” terangnya.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content