Ruang Pertemuan RS Disulap Jadi Tempat Menampung Pasien COVID-19
Rabu, 13 Mei 2020 - 19:45 WIB
SURABAYA - Dua Rumah Sakit rujukan di Kota Pahlawan sudah siap untuk menambah ruang isolasi. Dua rumah sakit itu melengkapi Asrama Haji Sukolilo yang sudah siap dipakai sebagai kamar observasi.
(Baca juga: Dok! PSBB Malang Raya Dilaksanakan Mulai Minggu (17/5/2020) )
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan RS Husada Utama dalam menyiapkan tambahan untuk kapasitas bed ruang isolasi perawatan pasien COVID-19. Ruang pertemuan di rumah sakit itu diubah menjadi tempat perawatan pasien.
"Kita maksimalkan RS Husada Utama dulu dengan 200 bed, terus ada sisa 40 bed yang belum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 bed. Kemudian kalau itu tidak bisa menampung, baru Asrama Haji kami gunakan," kata Risma ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Rabu (13/5/2020).
Ia melanjutkan, pihaknya memaksimalkan rumah sakit dahulu sebelum menggunakan Asrama Haji karena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun di Asrama Haji pihaknya butuh tenaga medis, bukan hanya perawat tapi juga dokter yang siap ditugaskan di sana.
"Sementara di RSUD Soewandhie dan Husada Utama (tenaga medis) kewalahan. Memang ada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) kemarin yang siap membantu untuk itu," jelasnya.
Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yang digunakan sebagai gedung perawatan alternatif. Nantinya asrama itu bakal ditempati oleh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Totalnya berjumlah 198. Yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakan untuk asrama observasi," kata Feny, panggilan akrabnya.
(Baca juga: Dok! PSBB Malang Raya Dilaksanakan Mulai Minggu (17/5/2020) )
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan RS Husada Utama dalam menyiapkan tambahan untuk kapasitas bed ruang isolasi perawatan pasien COVID-19. Ruang pertemuan di rumah sakit itu diubah menjadi tempat perawatan pasien.
"Kita maksimalkan RS Husada Utama dulu dengan 200 bed, terus ada sisa 40 bed yang belum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 bed. Kemudian kalau itu tidak bisa menampung, baru Asrama Haji kami gunakan," kata Risma ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Rabu (13/5/2020).
Ia melanjutkan, pihaknya memaksimalkan rumah sakit dahulu sebelum menggunakan Asrama Haji karena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun di Asrama Haji pihaknya butuh tenaga medis, bukan hanya perawat tapi juga dokter yang siap ditugaskan di sana.
"Sementara di RSUD Soewandhie dan Husada Utama (tenaga medis) kewalahan. Memang ada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) kemarin yang siap membantu untuk itu," jelasnya.
Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yang digunakan sebagai gedung perawatan alternatif. Nantinya asrama itu bakal ditempati oleh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Totalnya berjumlah 198. Yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakan untuk asrama observasi," kata Feny, panggilan akrabnya.
(eyt)
tulis komentar anda