Blusukan 10 Bulan Jadi Kunci Kemenangan Putra Pramono Anung di Pilkada Kediri
Minggu, 13 Desember 2020 - 16:25 WIB
Bahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri memberikan sepatu milik mendiang Taufik Kiemas. Sepatu pantofel ukuran 44 yang di kakinya kebesaran satu centimeter itu Dhito pakai saat mendaftarkan diri ke KPU dan pemungutan suara. Kepercayaan dirinya semakin meningkat. Ia mengaku mengikuti apa yang diwejangkan Megawati.
"Nyaman. Satu kehormatan mengenakan sepatu salah satu tokoh nasional di negara ini," kata Dhito. Soal kependudukan, Dhito juga tercatat belum lama tercatat sebagai warga Kabupaten Kediri. Pramono Anung sang ayah, memang asli dari Kabupaten Kediri. Namun Dhito lahir di Yogyakarta dan sebelumnya bertempat tinggal sekaligus banyak beraktifitas di luar Kediri.
Informasi yang dihimpun, rumah nomor 3 di lingkungan Perumahan Budaya Cipta Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri itu, sebelumnya rumah orang tua Pramono Anung. Untuk kepentingan pilkada, kepemilikan rumah kemudian berpindah menjadi atas nama Dhito. Dengan begitu, Dhito memiliki legitimasi sebagai warga asli Kabupaten Kediri.
Pasangan calon Dhito-Dewi Maria Ulfa diusung seluruh parpol yang ada DPRD Kabupaten Kediri. Koalisi PDIP, PKB, Nasdem, Gerindra, PAN, PKS, Golkar, Demokrat, dan PPP, dengan PDIP sebagai motor koalisi. Karena tidak ada lagi partai politik lain yang mengusung paslon lain, Dhito melawan kotak kosong. "Saya tidak terlalu menyikapi (kotak kosong) secara serius," papar Dhito.
Bagi Dhito, kotak kosong bagian dari dinamika politik masyarakat Kabupaten Kediri. Dengan modal blusukan selama kurang lebih 10 bulan, Dhito sejak awal merasa yakin masyarakat Kabupaten Kediri akan memilih secara rasional. "Masyarakat Kabupaten Kediri akan memilih secara rasional," tambah Dhito. Dalam menjalankan pemerintahannya nanti Dhito juga yakin legislatif akan menjalankan fungsinya secara profesional.
Meski seluruh partai politik dan fraksi di parlemen Kabupaten Kediri merupakan pengusungnya, Dhito optimistis fungsi kontrol serta check dan balancing legislatif tetap akan berjalan dengan baik. Ia mencontohkan bagaimana parpol juga tetap memberi masukan dan arahan saat dirinya bekampanye. "Saya yakin DPRD akan bekerja secara profesional dan kredibel," tegas Dhito.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PDIP Jawa Timur Budi Sulistyono mengatakan, sebelum pelantikan, Dhito diharapkan aktif berkomunikasi dengan warga. Sebab mungkin masih ada warga yang belum tersentuh visi misi dan ingin mengungkapkan unek uneknya. "Ini sebagai lembaran bekal dan PR mas Dhito sebelum pelantikan," ujar Budi Sulistyono atau biasa dipanggil Kanang.
Selain itu Kanang juga meminta Dhito menemui Bupati Kediri yang akan digantikan. Pertemuan sebelum pelantikan tersebut terkait dengan pondasi ke depan yang mungkin akan diteruskan Dhito. Atau bahkan, kata Kanang ada pondasi yang tidak sesuai dengan visi misi Dhito. Termasuk juga mengakomodir aspirasi kotak kosong. Kanang berharap transisi kekuasaan di Kabupaten Kediri memiliki good will.
"Kalau tidak cocok dengan visi misi (pondasi), Mas Dhito juga harus terus terang," pungkas Kanang. Sementara sebagai orang tua, Pramono Anung berpesan kepada Dhito untuk menjauhi korupsi. Dhito diharapkan bisa membawa perubahan lebih baik di Kabupaten Kediri. Sebagai pemimpin milenial diharapkan mampu menyelesaikan berbagai persoalan mendasar di Kabupaten Kediri. Yakni soal ketersediaan air, pangan, lapangan pekerjaan dan infrastruktur primer.
"Pesan saya kepada Dhito jauhi korupsi, jauhi korupsi," ujar Pramono Anung.
"Nyaman. Satu kehormatan mengenakan sepatu salah satu tokoh nasional di negara ini," kata Dhito. Soal kependudukan, Dhito juga tercatat belum lama tercatat sebagai warga Kabupaten Kediri. Pramono Anung sang ayah, memang asli dari Kabupaten Kediri. Namun Dhito lahir di Yogyakarta dan sebelumnya bertempat tinggal sekaligus banyak beraktifitas di luar Kediri.
Informasi yang dihimpun, rumah nomor 3 di lingkungan Perumahan Budaya Cipta Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri itu, sebelumnya rumah orang tua Pramono Anung. Untuk kepentingan pilkada, kepemilikan rumah kemudian berpindah menjadi atas nama Dhito. Dengan begitu, Dhito memiliki legitimasi sebagai warga asli Kabupaten Kediri.
Pasangan calon Dhito-Dewi Maria Ulfa diusung seluruh parpol yang ada DPRD Kabupaten Kediri. Koalisi PDIP, PKB, Nasdem, Gerindra, PAN, PKS, Golkar, Demokrat, dan PPP, dengan PDIP sebagai motor koalisi. Karena tidak ada lagi partai politik lain yang mengusung paslon lain, Dhito melawan kotak kosong. "Saya tidak terlalu menyikapi (kotak kosong) secara serius," papar Dhito.
Bagi Dhito, kotak kosong bagian dari dinamika politik masyarakat Kabupaten Kediri. Dengan modal blusukan selama kurang lebih 10 bulan, Dhito sejak awal merasa yakin masyarakat Kabupaten Kediri akan memilih secara rasional. "Masyarakat Kabupaten Kediri akan memilih secara rasional," tambah Dhito. Dalam menjalankan pemerintahannya nanti Dhito juga yakin legislatif akan menjalankan fungsinya secara profesional.
Meski seluruh partai politik dan fraksi di parlemen Kabupaten Kediri merupakan pengusungnya, Dhito optimistis fungsi kontrol serta check dan balancing legislatif tetap akan berjalan dengan baik. Ia mencontohkan bagaimana parpol juga tetap memberi masukan dan arahan saat dirinya bekampanye. "Saya yakin DPRD akan bekerja secara profesional dan kredibel," tegas Dhito.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PDIP Jawa Timur Budi Sulistyono mengatakan, sebelum pelantikan, Dhito diharapkan aktif berkomunikasi dengan warga. Sebab mungkin masih ada warga yang belum tersentuh visi misi dan ingin mengungkapkan unek uneknya. "Ini sebagai lembaran bekal dan PR mas Dhito sebelum pelantikan," ujar Budi Sulistyono atau biasa dipanggil Kanang.
Selain itu Kanang juga meminta Dhito menemui Bupati Kediri yang akan digantikan. Pertemuan sebelum pelantikan tersebut terkait dengan pondasi ke depan yang mungkin akan diteruskan Dhito. Atau bahkan, kata Kanang ada pondasi yang tidak sesuai dengan visi misi Dhito. Termasuk juga mengakomodir aspirasi kotak kosong. Kanang berharap transisi kekuasaan di Kabupaten Kediri memiliki good will.
"Kalau tidak cocok dengan visi misi (pondasi), Mas Dhito juga harus terus terang," pungkas Kanang. Sementara sebagai orang tua, Pramono Anung berpesan kepada Dhito untuk menjauhi korupsi. Dhito diharapkan bisa membawa perubahan lebih baik di Kabupaten Kediri. Sebagai pemimpin milenial diharapkan mampu menyelesaikan berbagai persoalan mendasar di Kabupaten Kediri. Yakni soal ketersediaan air, pangan, lapangan pekerjaan dan infrastruktur primer.
"Pesan saya kepada Dhito jauhi korupsi, jauhi korupsi," ujar Pramono Anung.
tulis komentar anda