Limbah Organik di Barru Bakal Dimanfaatkan untuk Energi Terbarukan
Rabu, 02 Desember 2020 - 19:37 WIB
BARRU - Pemerintah Kabupaten Barru bersama PLN Indonesia Power, menggelar rapat koordinasi untuk pengelolaan limbah organik menjadi energi terbarukan dan memberi manfaat kepada masyarakat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Barru , Abustan mengajukan dibentuknya tim khusus, yang nantinya akan berkordinasi dengan pihak PLTU Bawasaloe. Kordinasi dimaksud terkait menyiapkan sarana, metode sosialisasi, menghimpun informasi, menerima limbah organik masyarakat, untuk kemudian diproses secara teknis menjadi pellet atau briket sebelum diterima oleh Pihak PLTU Bawasaloe.
"Ya, kita punya potensi limbah terbuang begitu saja, semisal jerami, sekam, serbuk gergaji, bahkan ada kulit kemiri atau buangan kulit Nilam, dan ini perlu pengujian teknis, agar dapat bernilai manfaat sekaligus masalah lingkungan yang ada dapat diselesaikan," sebut Abustan yang mendukung tindak lanjut program kerjasama di ruang kerja Bupati Barru , Selasa (1/12/2020).
Kadis Lingkungan Hidup M Taufik dan Kadis Pertanian Ahmad, secara bergantian mengurai data tersedianya sebagian sarana prasarana pendukung di instansi lingkungan hidup untuk mengelola limbah sampah, serta jumlah potensi limbah organik sesuai data Dinas Pertanian.
Sementara itu, tim yang dipimpin oleh Manager PLN UPDK Tello, Dimas Satria bersama PLN UIKL Sulawesi Gede Satya, dan Manager IP PLTU Bawasalo Ari Pribadi, menjelaskan harapan terbangunnya sinergitas dengan Pemda untuk implementasi pemanfaatan limbah menjadi biomassa.
"Ada plus minus bahan bakar alternatif, namun akan kami cek satu persatu sampelnya, untuk uji kadar kalor dan kadar airnya," sebut Dimas Satria yang menjadi pembicara dari pihak Perusahaan Indonesia Power sembari berkomitmen akan melakukan pendampingan dan beri support penuh ke semua kalangan yang ingin membuat limbah organik menjadi biomassa, melalui pemerintah daerah.
Perusahaan Indonesia Power ini, yang mengelola PLTU Bawasaloe menjelaskan secara teknis proyeksi penggunaan sampah, limbah, maupun sisa pertanian untuk dikelola menjadi energi terbarukan.
Apalagi, Kabupaten Barru memiliki sampah organik buangan sisa hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan termasuk kerajinan. Menghimpun limbah ini, baik berupa jerami padi, sekam padi, kulit kemiri, tongkol jagung, serbuk gergaji, dan lainnya untuk diolah menjadi hasil produksi sampah berupa pellet dan briket.
Nantinya, limbah dimaksud akan dikelola dihimpun dari masyarakat untuk kemudian diolah di instalasi yang ada di pusat pengolahan limbah sampah di Barru. Setelah dicacah kemudian dibuat menjadi pellet atau briket untuk dapat diterima sebagai hasil oleh PT PLN Indonesia Power.
Sekretaris Daerah Kabupaten Barru , Abustan mengajukan dibentuknya tim khusus, yang nantinya akan berkordinasi dengan pihak PLTU Bawasaloe. Kordinasi dimaksud terkait menyiapkan sarana, metode sosialisasi, menghimpun informasi, menerima limbah organik masyarakat, untuk kemudian diproses secara teknis menjadi pellet atau briket sebelum diterima oleh Pihak PLTU Bawasaloe.
"Ya, kita punya potensi limbah terbuang begitu saja, semisal jerami, sekam, serbuk gergaji, bahkan ada kulit kemiri atau buangan kulit Nilam, dan ini perlu pengujian teknis, agar dapat bernilai manfaat sekaligus masalah lingkungan yang ada dapat diselesaikan," sebut Abustan yang mendukung tindak lanjut program kerjasama di ruang kerja Bupati Barru , Selasa (1/12/2020).
Kadis Lingkungan Hidup M Taufik dan Kadis Pertanian Ahmad, secara bergantian mengurai data tersedianya sebagian sarana prasarana pendukung di instansi lingkungan hidup untuk mengelola limbah sampah, serta jumlah potensi limbah organik sesuai data Dinas Pertanian.
Sementara itu, tim yang dipimpin oleh Manager PLN UPDK Tello, Dimas Satria bersama PLN UIKL Sulawesi Gede Satya, dan Manager IP PLTU Bawasalo Ari Pribadi, menjelaskan harapan terbangunnya sinergitas dengan Pemda untuk implementasi pemanfaatan limbah menjadi biomassa.
"Ada plus minus bahan bakar alternatif, namun akan kami cek satu persatu sampelnya, untuk uji kadar kalor dan kadar airnya," sebut Dimas Satria yang menjadi pembicara dari pihak Perusahaan Indonesia Power sembari berkomitmen akan melakukan pendampingan dan beri support penuh ke semua kalangan yang ingin membuat limbah organik menjadi biomassa, melalui pemerintah daerah.
Perusahaan Indonesia Power ini, yang mengelola PLTU Bawasaloe menjelaskan secara teknis proyeksi penggunaan sampah, limbah, maupun sisa pertanian untuk dikelola menjadi energi terbarukan.
Apalagi, Kabupaten Barru memiliki sampah organik buangan sisa hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan termasuk kerajinan. Menghimpun limbah ini, baik berupa jerami padi, sekam padi, kulit kemiri, tongkol jagung, serbuk gergaji, dan lainnya untuk diolah menjadi hasil produksi sampah berupa pellet dan briket.
Nantinya, limbah dimaksud akan dikelola dihimpun dari masyarakat untuk kemudian diolah di instalasi yang ada di pusat pengolahan limbah sampah di Barru. Setelah dicacah kemudian dibuat menjadi pellet atau briket untuk dapat diterima sebagai hasil oleh PT PLN Indonesia Power.
(agn)
tulis komentar anda