Aktivitas Terus Meningkat, 4 Gunung di Indonesia Berstatus Siaga
Senin, 30 November 2020 - 07:05 WIB
Kepala PVMBG Badan Geologi Kasbani meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radiusl 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.
Kemudian Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Peningkatan status ini berdasarkan evaluasi data pemantauan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.
Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, Guguran (RF) 57 kali/hari, Hembusan (DG) 64 kali/hari. Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.
"Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010," kata dia.
Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 km.
Terakhir, Badan Geologi memberikan status Gunung Karangetang masih tetap berada di Level III (Siaga). Namun dilakukan perubahan penambahan zona bahayanya.
Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara merupakan salah satu gunungapi di Indonesia yang paling sering erupsi.
(Baca juga: Bisnis Makin Moncer, Kenali Tantangan dan Peluang Startup Ini)
Erupsi terakhirnya terjadi pada tahun 2016 dimana pusat erupsinya saat itu di Kawah Utama (Kawah Selatan) dan ancaman bahaya utamanya berupa guguran lava maupun awan panas guguran ke arah Timur-Tenggara dan Barat daya.
Kemudian Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Peningkatan status ini berdasarkan evaluasi data pemantauan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.
Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, Guguran (RF) 57 kali/hari, Hembusan (DG) 64 kali/hari. Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.
"Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010," kata dia.
Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 km.
Terakhir, Badan Geologi memberikan status Gunung Karangetang masih tetap berada di Level III (Siaga). Namun dilakukan perubahan penambahan zona bahayanya.
Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara merupakan salah satu gunungapi di Indonesia yang paling sering erupsi.
(Baca juga: Bisnis Makin Moncer, Kenali Tantangan dan Peluang Startup Ini)
Erupsi terakhirnya terjadi pada tahun 2016 dimana pusat erupsinya saat itu di Kawah Utama (Kawah Selatan) dan ancaman bahaya utamanya berupa guguran lava maupun awan panas guguran ke arah Timur-Tenggara dan Barat daya.
tulis komentar anda