Awas Jangan Terkecoh Klaster COVID-19 yang Beredar di Medsos
Senin, 11 Mei 2020 - 22:24 WIB
SURABAYA - Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial (Medsos) terkait nama-nama klaster penyebaran COVID-19 yang ada di Surabaya, Pemkot Surabaya, memastikan bahwa tidak semua data yang beredar di dunia maya itu benar.
(Baca juga: Hadapi Corona, Perguruan Tinggi Desain Ulang Tindakan Strategis )
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Mira Novia menuturkan, dari beberapa data yang dicantumkan itu tidak sepenuhnya benar. Salah satunya yakni, klaster Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Satelit. Menurutnya, jika di rumah sakit maka itu bukanlah bagian dari klaster baru.
"Kalau rumah sakit ya bukan klaster dong. Kalau sakit ya di rumah sakit. Jadi tidak terhitung klaster," kata Mira ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).
Ia melanjutkan, seperti di Pakuwon Mall, PT Sorini dan Jalan Gembong itu juga bukan klaster karena tidak ditemukan ada yang terkonfirmasi COVID-19. Sehingga warga Surabaya harus bisa jeli mengkonsumsi informasi.
Untuk bisa disebut klaster tidak serta merta ketika ada satu orang yang positif dinyatakan penambahan klaster atau terhitung klaster baru. "Klaster itu jika yang positif lebih dari dua. Itu baru bisa disebut klaster ya. Atau yang memang terus bertambah dan yang saya sampaikan tadi mereka bukan klaster," katanya.
(Baca juga: Hadapi Corona, Perguruan Tinggi Desain Ulang Tindakan Strategis )
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Mira Novia menuturkan, dari beberapa data yang dicantumkan itu tidak sepenuhnya benar. Salah satunya yakni, klaster Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Satelit. Menurutnya, jika di rumah sakit maka itu bukanlah bagian dari klaster baru.
"Kalau rumah sakit ya bukan klaster dong. Kalau sakit ya di rumah sakit. Jadi tidak terhitung klaster," kata Mira ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).
Ia melanjutkan, seperti di Pakuwon Mall, PT Sorini dan Jalan Gembong itu juga bukan klaster karena tidak ditemukan ada yang terkonfirmasi COVID-19. Sehingga warga Surabaya harus bisa jeli mengkonsumsi informasi.
Untuk bisa disebut klaster tidak serta merta ketika ada satu orang yang positif dinyatakan penambahan klaster atau terhitung klaster baru. "Klaster itu jika yang positif lebih dari dua. Itu baru bisa disebut klaster ya. Atau yang memang terus bertambah dan yang saya sampaikan tadi mereka bukan klaster," katanya.
(eyt)
tulis komentar anda