Ini Beberapa Kemungkinan Penyebab Suara Dentuman di Jateng
Senin, 11 Mei 2020 - 11:44 WIB
SEMARANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memastikan bahwa suara dentuman di beberapa tempat di Jawa Tengah, Senin (11/5/2020) dini hari pukul 00.45-01.15 WIB, bukan diakibatkan adanya aktivitas gempa.
Hal itu setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa. Fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan.
“Kemungkinan lain berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan,” terang Daryono dalam siaran pers, Senin (11/5/2020).
“Apalagi jika terjadinya patahan batuan itu terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi,” jelasnya.
Dia menyebutkan, beberapa peristiwa gempa Bantul pada 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu. “Namun suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik,” pungkasnya. ( )
Hal itu setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa. Fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan.
“Kemungkinan lain berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan,” terang Daryono dalam siaran pers, Senin (11/5/2020).
“Apalagi jika terjadinya patahan batuan itu terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi,” jelasnya.
Dia menyebutkan, beberapa peristiwa gempa Bantul pada 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu. “Namun suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik,” pungkasnya. ( )
(nun)
tulis komentar anda