Aksi Lempar Kursi Warnai Mediasi Karyawan Tekstil di Batang
Minggu, 10 Mei 2020 - 08:30 WIB
BATANG - Kericuhan berulang kali terjadi saat ratusan karyawan pabrik tekstil PT Primatex Batang menggelar mediasi dengan perwakilan manajemen pada Sabtu (9/5/2020) sore. Para karyawan mendesak agar perwakilan manajemen yang hadir bisa memberikan jawaban sesuai dengan tuntutan mereka.
Karena tuntutan tidak dipenuhi, buruh merangsek, nyaris baku hantam, dan terjadi aksi lempar kursi.
"Sejumlah kebijakan perusahaan sangat merugikan karyawan. Kami meminta agar pengupahan tidak kurang dari 75% selama masa lockdown diberlakukan. Selain itu, karyawan juga menuntut pengembalian uang jaburan yang dihapus, cuti Lebaran dan juga pencairan THR dengan segera," kata Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Cabang Batang, Mugi Romanu.
Karyawan mengancam akan melakukan aksi demo lebih besar jika tuntutan-tuntutan mereka tidak terpenuhi.
Manajemen PT Primatex Batang meminta waktu dua hari untuk merumuskan tuntutan karyawan. "Kami dari manajemen perusahaan minta waktu sekitar dua hari. Karena kondisi perusahaan di masa wabah pademi corona ini sangat berpengaruh pada omset penjualan produk," kata Deni Firdaus, manajemen perusahaan PT Primatex.
Karena tuntutan tidak dipenuhi, buruh merangsek, nyaris baku hantam, dan terjadi aksi lempar kursi.
"Sejumlah kebijakan perusahaan sangat merugikan karyawan. Kami meminta agar pengupahan tidak kurang dari 75% selama masa lockdown diberlakukan. Selain itu, karyawan juga menuntut pengembalian uang jaburan yang dihapus, cuti Lebaran dan juga pencairan THR dengan segera," kata Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Cabang Batang, Mugi Romanu.
Karyawan mengancam akan melakukan aksi demo lebih besar jika tuntutan-tuntutan mereka tidak terpenuhi.
Manajemen PT Primatex Batang meminta waktu dua hari untuk merumuskan tuntutan karyawan. "Kami dari manajemen perusahaan minta waktu sekitar dua hari. Karena kondisi perusahaan di masa wabah pademi corona ini sangat berpengaruh pada omset penjualan produk," kata Deni Firdaus, manajemen perusahaan PT Primatex.
(abd)
tulis komentar anda