Industri Mulai Menggeliat, BI Optimistis Ekonomi Jabar Bakal Membaik
Kamis, 12 November 2020 - 11:33 WIB
BANDUNG - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengaku optimistis ekonomi Jawa Barat pada triwulan 4/2020 akan membaik, seiring mulai menggeliatnya industri di China.
"Lini produksi Tiongkok yang sebelumnya produksinya terganggu, sekarang mulai produksi. Artinya, produksi bahan baku akan mulai berjalan. Bahkan baku ini, sangat penting bagi industri di Jawa Barat karena harganya murah," kata Herawanto pada diskusi Sinergi OJK dan BI di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis (12/11/2020).
Diketahui, ketergantungan Jawa Barat terhadap produk bahan baku dari China sangat tinggi, terutama industri tekstil. Impor bahan baku kapas setiap tahunnya terus meningkat.
"Kalau produksi bahan baku mulai berjalan, ini akan menggerakkan industri kita. Beberapa indikator ekonomi lainnya juga terus menunjukan perbaikan pada triwulan IV/2020," katanya. (Baca juga: Kebutuhan Darah di Purwakarta Tinggi, Sebulan Butuh 800 Kantong)
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III/2020 sebesar 4% masih lebih terpuruk dibanding nasional karena ekonomi Jabar 40% ditopang industri manufaktur. Sementara, mayoritas industri masih tersendat akibat keterbatasan bahan baku. (Baca juga: Mau Jadi Developer Startup, Ini Lima Kompetensi yang Mesti Dikuasai)
Menurut Herawanto, ketersediaan suplai di Jawa Barat sangat penting bagi ekonomi kawasan ini. Dengan naiknya suplai, artinya industri mulai bergerak, pendapatan masyarakat juga naik.
"Salah satu kunci pemulihan ekonomi Jawa Barat adalah menjaga keseimbangan pasar, dalam hal ini demand dan suplay. Demand akan mendorong daya beli, sementara suplai akan menggerakkan pariwisata, investasi, dan bangkitkan UMKM," imbuh dia.
"Lini produksi Tiongkok yang sebelumnya produksinya terganggu, sekarang mulai produksi. Artinya, produksi bahan baku akan mulai berjalan. Bahkan baku ini, sangat penting bagi industri di Jawa Barat karena harganya murah," kata Herawanto pada diskusi Sinergi OJK dan BI di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis (12/11/2020).
Diketahui, ketergantungan Jawa Barat terhadap produk bahan baku dari China sangat tinggi, terutama industri tekstil. Impor bahan baku kapas setiap tahunnya terus meningkat.
"Kalau produksi bahan baku mulai berjalan, ini akan menggerakkan industri kita. Beberapa indikator ekonomi lainnya juga terus menunjukan perbaikan pada triwulan IV/2020," katanya. (Baca juga: Kebutuhan Darah di Purwakarta Tinggi, Sebulan Butuh 800 Kantong)
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III/2020 sebesar 4% masih lebih terpuruk dibanding nasional karena ekonomi Jabar 40% ditopang industri manufaktur. Sementara, mayoritas industri masih tersendat akibat keterbatasan bahan baku. (Baca juga: Mau Jadi Developer Startup, Ini Lima Kompetensi yang Mesti Dikuasai)
Menurut Herawanto, ketersediaan suplai di Jawa Barat sangat penting bagi ekonomi kawasan ini. Dengan naiknya suplai, artinya industri mulai bergerak, pendapatan masyarakat juga naik.
"Salah satu kunci pemulihan ekonomi Jawa Barat adalah menjaga keseimbangan pasar, dalam hal ini demand dan suplay. Demand akan mendorong daya beli, sementara suplai akan menggerakkan pariwisata, investasi, dan bangkitkan UMKM," imbuh dia.
(boy)
tulis komentar anda