Semarang Jadi Salah Satu Kota Mahasiswa Terbaik, Ini Kata Megawati
Selasa, 10 November 2020 - 21:42 WIB
SEMARANG - Kota Semarang menerima penghargaan sebagai Kota Mahasiswa atau City Of Intellectual. Penghargaan itu, diberikan berdasarkan riset yang dilaksanakan oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.
Selain Kota Semarang yang dipimpin Wali Kota Hendrar Prihadi, daerah lain yang mendapat penghargaan tersebut adalah Kota Solo yang dipimpin FX Hadi Rudyatmo dan Kota Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini. Ketiga daerah itu, diumumkan sebagai penerima penghargaan dalam acara yang digelar secara offline dan daring oleh UNJ, Selasa (10/11/2020). (Baca juga: Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Inovasi Normal Baru )
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri , bersama Sekjen Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Djarot Saiful Hidayat hadir secara virtual di acara pemberian penghargaan itu, Selasa (10/11/2020). "Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
Menurutnya, para kepala daerah itu bisa memembangun kotanya menjadi city of intelectual karena mereka selalu diajarkan di partai, bagaimana harus menjadi pemimpin yang memperjuangkan rakyat. "Saya bilang ke Hendi (sapaan Hendrar Prihadi, red), ketika saya rekomendasi, tugasmu cuma satu, bikin Kota Semarang jadi bagus seperti kriteria disampaikan Pak Hafid Abbas tadi," ujar Megawati.
"Sama juga sama Rudy di Solo. Saya tugasi, tolong bikin rakyat di Solo nyaman. Saya dengar universitas di sana ini juga buka bagian boga. Bayangkan Kota Solo itu makanannya enak-enak. Saya pernah diajak kawan saya, mau sholat subuh, kembali sholat subuh lagi, untuk wisata kuliner. Rasanya enak dan murah meriah. Tapi intinya, kenapa Solo bisa demikian? Karena pemimpinnya mengerti dan mendalami kebutuhan rakyatnya," beber Megawati.
Megawati justru menyayangkan Kampus UNJ di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori city of intellect. Padahal, prasasti yang pertama kali menyampaikan visi itu justru berada di sana. "Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi city of intellect. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau kemana," kata Megawati.
"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi city of intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," ulas Megawati. (Baca juga: Microlibrary Kota Semarang Raih Penghargaan Internasional )
Megawati mengingatkan kembali bahwa visi "Kota Mahasiswa" atau City of Intellect yang ditelurkan oleh Bung Karno itu terjadi pada 15 September 1953. "Hal ini berarti pemikiran Bapak Soekarno 50 tahun lebih maju dibandingkan dengan perkembangan pemikiran internasional saat ini yang baru melakukan pemeringkatan Kota Mahasiswa," kata Megawati.
Selain Kota Semarang yang dipimpin Wali Kota Hendrar Prihadi, daerah lain yang mendapat penghargaan tersebut adalah Kota Solo yang dipimpin FX Hadi Rudyatmo dan Kota Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini. Ketiga daerah itu, diumumkan sebagai penerima penghargaan dalam acara yang digelar secara offline dan daring oleh UNJ, Selasa (10/11/2020). (Baca juga: Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Inovasi Normal Baru )
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri , bersama Sekjen Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Djarot Saiful Hidayat hadir secara virtual di acara pemberian penghargaan itu, Selasa (10/11/2020). "Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
Menurutnya, para kepala daerah itu bisa memembangun kotanya menjadi city of intelectual karena mereka selalu diajarkan di partai, bagaimana harus menjadi pemimpin yang memperjuangkan rakyat. "Saya bilang ke Hendi (sapaan Hendrar Prihadi, red), ketika saya rekomendasi, tugasmu cuma satu, bikin Kota Semarang jadi bagus seperti kriteria disampaikan Pak Hafid Abbas tadi," ujar Megawati.
"Sama juga sama Rudy di Solo. Saya tugasi, tolong bikin rakyat di Solo nyaman. Saya dengar universitas di sana ini juga buka bagian boga. Bayangkan Kota Solo itu makanannya enak-enak. Saya pernah diajak kawan saya, mau sholat subuh, kembali sholat subuh lagi, untuk wisata kuliner. Rasanya enak dan murah meriah. Tapi intinya, kenapa Solo bisa demikian? Karena pemimpinnya mengerti dan mendalami kebutuhan rakyatnya," beber Megawati.
Megawati justru menyayangkan Kampus UNJ di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori city of intellect. Padahal, prasasti yang pertama kali menyampaikan visi itu justru berada di sana. "Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi city of intellect. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau kemana," kata Megawati.
"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi city of intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," ulas Megawati. (Baca juga: Microlibrary Kota Semarang Raih Penghargaan Internasional )
Megawati mengingatkan kembali bahwa visi "Kota Mahasiswa" atau City of Intellect yang ditelurkan oleh Bung Karno itu terjadi pada 15 September 1953. "Hal ini berarti pemikiran Bapak Soekarno 50 tahun lebih maju dibandingkan dengan perkembangan pemikiran internasional saat ini yang baru melakukan pemeringkatan Kota Mahasiswa," kata Megawati.
(don)
tulis komentar anda