Sudah 1.083 Warga Surabaya Dites Swab, 805 Belum Keluar Hasilnya

Sabtu, 09 Mei 2020 - 19:38 WIB
Ilustrasi tes swab COVID-19. Foto/Dok
SURABAYA - Sejak virus Corona menular di Surabaya, sebanyakl 1.083 warga Surabaya sudah melakukan tes swab. Yakni untuk memastikan apakah warga tersebut positif terkena COVID-19 atau tidak.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M Fikser mengatakan, saat ini ada 592 terkonfirmasi positif COVID-19.

Ditemukannya banyak kasus positif COVID-19 lantaran Pemkot Surabaya melakukan rapid test dan tes swab besar-besaran yang dilakukan dalam dua bulan terakhir ini.

“Hingga saat ini pemerintah kota sudah melakukan rapid test kepada 4.250 orang, hasilnya ada 356 orang yang reaktif dan kita usulkan untuk melakukan tes swab lanjutan,” kata Fikser ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Sabtu (9/5/2020).

Dia mengatakan, pihaknya juga telah melakukan tes swab kepada 1.083 orang mulai Bulan Maret hingga 8 Mei 2020. Sepanjang Maret-April, pemkot melakukan tes swab sebanyak 230 orang, hasilnya 61 positif dan 169 negatif. Kemudian pada 1-8 Mei 2020, pemkot terus melakukan tes swab sebanyak 853 orang, hasilnya ada 48 positif dan sisanya sebanyak 805 masih menunggu hasilnya.

“Artinya, ke depan bisa saja terjadi peningkatan dari hasil terkonfirmasi, karena hasil swab yang sampai saat ini belum keluar sebanyak 805 orang,” kata dia.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya ini memastikan bahwa rapid test dan tes swab yang dilakukan Pemkot Surabaya itu gratis. Sebab, tes itu dibiayai langsung dari APBD.

“Jadi, tes swab sebanyak 1.083 ini gratis semuanya, karena seluruhnya dibiayai oleh Pemkot Surabaya. Padahal biaya tes swab itu Rp 1.560.000 sekali tes. Nah, biaya ini menggunakan APBD karena untuk memutus mata rantai penyebarannya,” kata dia.

Fikser menjelaskan, Pemkot Surabaya sudah menyediakan 265 kamar hotel untuk dijadikan tempat isolasi diri. Kamar hotel ini diisi oleh warga migran yang baru pulang dari luar negeri atau luar daerah.

“Kamar ini juga untuk warga yang negatif, tapi keluarganya ada yang positif. Jadi, untuk memisahkan dari keluarganya, kami pindahkan ke hotel dulu, supaya tidak tertular juga,” kata dia.

Menurut Fikser, karena jumlah pasien ada perkembangan, maka Pemkot Surabaya melakukan penambahan kamar di rumah sakit. Khusus untuk Rumah Sakit Soewandhie, dari 22 kamar nanti akan ditambah sekitar 36 kamar, sehingga total ada 58 kamar. Kemudian di Rumah Sakit BDH, dari 12 kamar akan ditambahkan 52 kamar, sehingga total akan ada 64 kamar.

“Selain itu, ada pula penambahan kapasitas kamar sekitar 40 dengan rumah sakit yang swasta yang itu bekerjasama dengan pemerintah kota. Untuk itu, pemkot menyiapkan 120 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan kamar-kamar yang ada di rumah sakit itu, sehingga ketika ada pasien, mereka bisa masuk karena tercukupi fasilitas kesehatannya di sana,” jelas dia.
(nth)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content