Status Merapi Naik dari Waspada Jadi Siaga
Kamis, 05 November 2020 - 15:11 WIB
YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) akhirnya menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi Siaga atau level III. Langkah ini dilakukan menyusul semakin meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah ini.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan, Setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, Vulkanik Dangkal (VB) dan Fase Banyak (MP) mulai meningkat. (Baca juga: Gempa Guguran Merapi Kembali Terdengar dari Babadan, Warga Diminta Tenang )
Sebagai perbandingan, pada bulan Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali. Pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kali, VB 33 kali dan MP 339 kali. (Baca juga: BPPTKG Sebut Erupsi Gunung Merapi Semakin Dekat )
Selain itu, juga terjadi pemendekan jarak baseline Electronic Distance Measurement (EDM) sektor Barat Laut Babadan-RB1 (selanjutnya disingkat
EDM Babadan) sebesar 4 cm sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020. Setelah itu pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.
Sejak bulan Oktober 2020 lalu, kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, Guguran (RF) 57 kali/hari, Hembusan (DG) 64 kali/hari. Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 1 1 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.
"Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010," kata Hanik Humaida kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (5/11/2020).
Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi dengan metoda Foto Udara (Drone) pada tanggal 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru. Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat.
"Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Begitu juga dengan ancaman guguran lava, lontaran material dan awanpanas sejauh maksimal 5 km," kata dia.
Berdasarkan evaluasi data pemantauan tersebut di atas kata Hanik, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.
"Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level Il) menjadi Siaga (level Ill) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," kata dia.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan, Setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, Vulkanik Dangkal (VB) dan Fase Banyak (MP) mulai meningkat. (Baca juga: Gempa Guguran Merapi Kembali Terdengar dari Babadan, Warga Diminta Tenang )
Sebagai perbandingan, pada bulan Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali. Pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kali, VB 33 kali dan MP 339 kali. (Baca juga: BPPTKG Sebut Erupsi Gunung Merapi Semakin Dekat )
Selain itu, juga terjadi pemendekan jarak baseline Electronic Distance Measurement (EDM) sektor Barat Laut Babadan-RB1 (selanjutnya disingkat
EDM Babadan) sebesar 4 cm sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020. Setelah itu pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.
Sejak bulan Oktober 2020 lalu, kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, Guguran (RF) 57 kali/hari, Hembusan (DG) 64 kali/hari. Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 1 1 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.
"Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010," kata Hanik Humaida kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (5/11/2020).
Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi dengan metoda Foto Udara (Drone) pada tanggal 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru. Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat.
"Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Begitu juga dengan ancaman guguran lava, lontaran material dan awanpanas sejauh maksimal 5 km," kata dia.
Berdasarkan evaluasi data pemantauan tersebut di atas kata Hanik, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.
"Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level Il) menjadi Siaga (level Ill) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," kata dia.
(nth)
tulis komentar anda