Mentan Syahrul Yasin Limpo Genjot Produksi Kedelai di Sulawesi Barat
Rabu, 04 November 2020 - 17:09 WIB
POLMAN - Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot produksi kedelai, untuk ketahanan pangan dan juga menjadi bahan pangan bergizi bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini disampaikan saat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Gurbenur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar dan didampingi Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar, melaksanakan panen komoditas kedelai diDesa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Rabu (04/11/2020).
Panen kedelai di lokasi tersebut merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dengan dukungan pemerintahdaerah, untuk menyokong ketahanan pangan nasional dari daerah Sulbar.
Mentan Syahrul menyatakan, penyediaan kedelai dalam jumlah mencukupi sangat penting sebagai bahan pangan bergizi bagi masyarakat, dan terkait hal tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.
"Untuk 273 juta penduduk Indonesia, kita harus produksi sebanyak-banyaknya, dan kebutuhan kedelai itu 2 sampai 3 juta ton. Orang di pulau Jawa tidak bisa makan tanpa tahu dan tempe. Sekarang kita banyak dipenuhi oleh impor, sementara di luar sana juga takut kehilangan sumber-dayanya. Jadi kita tanam kedelai sekarang biar kita tahun depan kecukupan kedelai," ungkap Mentan saat memberikan sambutan.
Kebutuhan kedelai sendiri untuk satu tahun sebanyak 90% untuk tempe tahu, 5% untuk kecap, yoghurt dan produk makanan lain. Kendala saat ini benih kedelai bersertifikat terbatas dan sebagian besar terkonsentrasi di Jawa dengan masa kadaluarsa benih pendek sekitar 4 bulan, dan ini butuh dukungan dari daerah yang memiliki potensi untuk dilakukan pengembangan produksi kedelai.
Guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, saat ini Kementan melakukan pemberian bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
Hal ini disampaikan saat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Gurbenur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar dan didampingi Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar, melaksanakan panen komoditas kedelai diDesa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Rabu (04/11/2020).
Panen kedelai di lokasi tersebut merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dengan dukungan pemerintahdaerah, untuk menyokong ketahanan pangan nasional dari daerah Sulbar.
Mentan Syahrul menyatakan, penyediaan kedelai dalam jumlah mencukupi sangat penting sebagai bahan pangan bergizi bagi masyarakat, dan terkait hal tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.
"Untuk 273 juta penduduk Indonesia, kita harus produksi sebanyak-banyaknya, dan kebutuhan kedelai itu 2 sampai 3 juta ton. Orang di pulau Jawa tidak bisa makan tanpa tahu dan tempe. Sekarang kita banyak dipenuhi oleh impor, sementara di luar sana juga takut kehilangan sumber-dayanya. Jadi kita tanam kedelai sekarang biar kita tahun depan kecukupan kedelai," ungkap Mentan saat memberikan sambutan.
Kebutuhan kedelai sendiri untuk satu tahun sebanyak 90% untuk tempe tahu, 5% untuk kecap, yoghurt dan produk makanan lain. Kendala saat ini benih kedelai bersertifikat terbatas dan sebagian besar terkonsentrasi di Jawa dengan masa kadaluarsa benih pendek sekitar 4 bulan, dan ini butuh dukungan dari daerah yang memiliki potensi untuk dilakukan pengembangan produksi kedelai.
Guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, saat ini Kementan melakukan pemberian bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
tulis komentar anda