Viral Gempa 8 SR Akibat Letusan Krakatau, BMKG : Itu Hoaks
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 22:44 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara menyusul beredarnya rekaman suara (voice note) yang menyebut akan terjadi gempa sebesar 8 skala richter (SR). Dalam rekaman suara yang beredar di berbagai WhatsApp Group itu menyebut gempa bum i terjadi akibat letusan Gunung Krakatau.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memastikan jika informasi gempa dengan menyebutkan bahwa sumber info dari BMKG adalah berita bohong alias hoaks yang tidak layak dipercaya oleh masyarakat.(Baca juga : Awas Banjir dan Longsor! BMKG Imbau Masyarakat Waspada Badai La Nina )
Menurut Rahmat, rekaman berita bohong ini sebenarnya sudah pernah beredar sebelumnya. “Sehingga tidak perlu ditanggapi karena sengaja disebarkan ulang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan menciptakan kecemasan dan kepanikan masyarakat,” terangnya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews Sabtu (3/10/2020) malam.
Rahmat meminta masyarakat tetap tenang dan tidak meneruskannya rekaman berita bohong tersebut kepada pihak lain agar mata rantai penyebaran berita bohong ini terputus dan berhenti.(Baca juga : Kajian Gempa Megathrust-Tsunami 20 Meter Heboh, Pariwisata Panik )
Untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas gunungapi masyarakat dapat menghubungi lembaga yang berwenang, yaitu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM.
Sementara itu untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas gempa tektonik, pastikan masyarakat mendapat informasi dari lembaga yang berwenang, yaitu BMKG.
“Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar kekuatan/magnitudo gempa bumi akan terjadi, sehingga masyarakat dihimbau untuk tidak percaya dengan ramalan gempa bumi,” tegasnya.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memastikan jika informasi gempa dengan menyebutkan bahwa sumber info dari BMKG adalah berita bohong alias hoaks yang tidak layak dipercaya oleh masyarakat.(Baca juga : Awas Banjir dan Longsor! BMKG Imbau Masyarakat Waspada Badai La Nina )
Menurut Rahmat, rekaman berita bohong ini sebenarnya sudah pernah beredar sebelumnya. “Sehingga tidak perlu ditanggapi karena sengaja disebarkan ulang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan menciptakan kecemasan dan kepanikan masyarakat,” terangnya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews Sabtu (3/10/2020) malam.
Rahmat meminta masyarakat tetap tenang dan tidak meneruskannya rekaman berita bohong tersebut kepada pihak lain agar mata rantai penyebaran berita bohong ini terputus dan berhenti.(Baca juga : Kajian Gempa Megathrust-Tsunami 20 Meter Heboh, Pariwisata Panik )
Untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas gunungapi masyarakat dapat menghubungi lembaga yang berwenang, yaitu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM.
Sementara itu untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas gempa tektonik, pastikan masyarakat mendapat informasi dari lembaga yang berwenang, yaitu BMKG.
“Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar kekuatan/magnitudo gempa bumi akan terjadi, sehingga masyarakat dihimbau untuk tidak percaya dengan ramalan gempa bumi,” tegasnya.
(nun)
tulis komentar anda