Asyiknya Panen Ketela Rambat Madu di Tengah Pandemi COVID-19

Rabu, 23 September 2020 - 16:45 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memanen Ketela Rambat Madu yang berukuran raksasa di Lakarsantri, Surabaya.SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Ketahanan pangan menjadi kunci masyarakat untuk bisa melewati masa sulit di tengah pandemi COVID-19 . Meskipun lahan kosong terbatas, di Kota Pahlawan masih bisa menanam dan panen Ketela Rambat Madu, Rabu (23/9/2020).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun memimpin langsung panen raya Ketela Rambat Madu, Ketela Pohon, hingga panen Lele raksasa di lahan bekas tanah kas desa (BTKD) Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. (Baca: Panen Raya, Lantamal V Wujud Ketahanan Pangan Saat Pandemi COVID-19 )

Risma pun kaget ketika mencabut Ketela Rambat Madu yang memiliki ukuran cukup besar. Bahkan, ia pun sempat mengaku tidak pernah melihat Ketela Rambat Madu sebesar itu. “Wah, gede-gede yo, gede ngene ki. Enak iki. Ayo dipanen kabeh (wah, besar-besar ya, besar ini. Enak ini. Ayo dipanen semuanya),” kata Risma.



Ia melanjutkan, lahan BTKD Kelurahan Jeruk ini luasnya sekitar 7,6 hektar. Di sini, banyak tanaman dan buah-buahan se-nusantara ditanam di tempat BTKD ini, termasuk pula tanaman langka seperti pohon dewandaru dan beberapa tanaman lainnya.

“Jadi, ini nanti akan kita jadikan pusat Agrowisata disamping tempat pembelajaran warga kalau ingin belajar menanam yang benar. Makanya di tempat ini juga ada waduk yang diberi bibit lele, ada pula lahan untuk menanam padi dan jagung serta tanaman pangan lainnya. Jadi, ini memang menjadi salah satu tempat percontohan ketahanan pangan di Surabaya,” ucapnya.

Di tengah pandemi COVID-19 ini, katanya, ada kekhawatiran tidak bisa impor beras dari luar, sehingga kalau nantinya tidak bisa impor, maka diharapkan bisa swadaya pangan sendiri. Surabaya pun telah membuktikan diri bahwa sebenarnya bisa swadaya pangan sendiri dengan menanam berbagai tanaman pangan ini.

“Kita menanam tanaman pangan semacam ini di 24 lokasi. Waktu panennya pun diatur berbeda-beda. Ada yang jangka waktu panennya 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan bahkan setahun atau lebih. Dengan panen yang bergantian ini, maka sebenarnya kita tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan,” ungkapnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang memastikan bahwa pihaknya terus gencar melakukan penanaman berbagai bahan pangan di 24 lokasi, jenisnya pun bermacam-macam. Khusus di BTKD Kelurahan Jeruk ini, ia mengaku masih menggarap sekitar sepertiganya dari luas lahan 7,6 hektar. (Baca: Bangun Ketahanan Pangan, FKDB dan Mabes Polri, Asstafsus Wapres Panen Raya di Cirebon )

“Sedangkan dua pertiganya yang masih berbentuk sawah, digarap oleh kelompok tani yang berjumlah 40 orang, dan semuanya warga sekitar Kelurahan Jeruk. Kelompok tani ini kita beri benih dan kita control dan awasi dari awal hingga akhir, termasuk ketika ada persoalan, kita diskusikan juga, seperti kemarinnya ada yang kena hama, kita selesaikan bersama-sama,” tegasnya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content