Catat! Info-Demic Lebih Cepat Menyebar Dibanding Virus Corona

Kamis, 17 September 2020 - 07:23 WIB
Pakar Komunikasi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Rachma Ida menjelaskan tentang bahaya info-demic. Foto/Ist.
SURABAYA - Masyarakat Indonesia saat ini berjuang melawan penyebaran COVID-19 . Di tengah perjuangan itu, masyarakat saat ini juga harus menghadapi penyebaran info-demic berita. (Baca juga: Wanita-wanita Seksi Pemandu Lagu Terjaring Razia Masker )

Info-demic sendiri merupakan banyaknya disinformasi berita yang tersebar luas. Tidak sedikit informasi hoaks beredar dalam situasi pandemi virus corona sekarang ini yang menjadi sorotan utama. Disinformasi tersebut justru lebih dipercaya dan dapat menyebabkan kepanikan tersendiri bagi masyarakat.

Pakar Komunikasi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Rachma Ida menuturkan, info-demic merupakan banjir berita atau informasi yang sangat banyak. Beberapa contoh judul berita yang memicu kepanikan masyarakat di awal pandemi lalu menjadi salah satu bukti nyata. Salah satunya adalah judul "Seorang Relawan yang Telah Disuntik Vaksin COVID-19 Di Bandung Kabarnya Positif COVID-19 ".

"Judul itu tentu bisa membuat persepsi pada masyarakat bahwa vaksin dapat menularkan virus dan mereka akan takut dengan vaksin. Padahal, judulnya saja masih menggunakan diksi ‘kabarnya’ dan belum tentu yang menyebabkan positif adalah vaksin," kata Ida, Rabu (16/9/2020).

Ia melanjutkan, info-demic dapat menunjukkan terjadinya communal perseption atau keadaan di mana suatu informasi yang dilaporkan dan dikonsumi dapat mempengaruhi tingkah laku dan psikologi masyarakat. (Baca juga: Komandan Brigif 2 Marinir Tembak Musuh dari Atas Perahu Karet )



Banyaknya miss-informasi bisa menyebabkan manusia menjadi paranoid, ketakutan berlebih, bahkan dapat melakukan hal-hal yang mebahayakan bagi dirinya sendiri. "Sayangnya, karena tidak memiliki standar maupun kode etik fake news, penyebaran disinformasi di berbagai media ini lebih cepat dibandingkan penyebaran COVID-19 ," jelasnya.
(eyt)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More