Soal Peretasan WA, PMII Sumut: Pengakuan Akhyar Provokatif
Selasa, 15 September 2020 - 19:48 WIB
MEDAN - Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumut , Azlan Hasibuan mengingatkan petahana Akhyar Nasution untuk tidak menggunakan cara-cara provokatif demi mendulang simpatik.
Hal itu dilontarkannya menyikapi pernyataan Akhyar tentang peretasan akun WhatsApp-nya pada 4 September 2020 lalu. Azlan ragu hal itu benar terjadi. Sebab, politisi pecatan PDIP yang kini menjadi calon wali Kota Medan usungan Partai Demokrat tersebut tak melapor kepada kepolisian.
"Menurut kami, pernyataan Akhyar itu sangat provokatif. Tak seharusnya dia berkata seperti itu di depan pendukungnya dan dalam situasi politik yang mulai memanas," kata Azlan kepada wartawan di Medan, Selasa (15/9/2020).
Agar tak terlihat provokatif, Azlan meminta Akhyar untuk memberikan bukti kepada khalayak ramai. Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya asumsi negatif masyarakat terkait pernyataan itu. (BACA JUGA: Bupati Serdang Bedagai Soekirman Positif Terpapar COVID-19)
"Tunjukkan, mana WhatsApp Akhyar dan anaknya yang diretas. Biar orang tahu dan tidak menilai negatif kelompok tertentu," bebernya.
Jika tidak ingin menunjukkan buktinya pada masyarakat, tukas dia, semestinya Akhyar segera melapor ke polisi.
"Di media, Akhyar bilang nggak perlu (lapor polisi). Itu kan bisa membuat orang berasumsi bahwa dia tak percaya polisi. Ini negara hukum, laporkan agar tidak ada pihak yang dirugikan akibat pernyataannya itu," demikian Azlan.
Ditanya soal keberpihakan PMII kepada pasangan tertentu, Azlan menegaskan PMII tidak condong ke calon manapun. PMII menurutnya merupakan organisasi kaderisasi, bukan sayap partai tertentu. "Ini perlu digaris bawahi," ujarnya pula. (BACA JUGA: Diterjang Hujan Angin, 1 Sekolah dan 2 Rumah di Medan Roboh)
Diketahui, akun Facebook Humas Pemko Medan juga dijadikan sarana untuk menyebarluaskan informasi bahwa WhatsApp Akhyar Nasution telah diretas.
Namun, sejauh ini tak ada laporan resmi yang disampaikan Akhyar kepada pihak Kepolisian. Lebih dari itu, tak ada peristiwa lain yang mencuat ke publik sehubungan peretasan dimaksud.
Hal itu dilontarkannya menyikapi pernyataan Akhyar tentang peretasan akun WhatsApp-nya pada 4 September 2020 lalu. Azlan ragu hal itu benar terjadi. Sebab, politisi pecatan PDIP yang kini menjadi calon wali Kota Medan usungan Partai Demokrat tersebut tak melapor kepada kepolisian.
"Menurut kami, pernyataan Akhyar itu sangat provokatif. Tak seharusnya dia berkata seperti itu di depan pendukungnya dan dalam situasi politik yang mulai memanas," kata Azlan kepada wartawan di Medan, Selasa (15/9/2020).
Agar tak terlihat provokatif, Azlan meminta Akhyar untuk memberikan bukti kepada khalayak ramai. Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya asumsi negatif masyarakat terkait pernyataan itu. (BACA JUGA: Bupati Serdang Bedagai Soekirman Positif Terpapar COVID-19)
"Tunjukkan, mana WhatsApp Akhyar dan anaknya yang diretas. Biar orang tahu dan tidak menilai negatif kelompok tertentu," bebernya.
Jika tidak ingin menunjukkan buktinya pada masyarakat, tukas dia, semestinya Akhyar segera melapor ke polisi.
"Di media, Akhyar bilang nggak perlu (lapor polisi). Itu kan bisa membuat orang berasumsi bahwa dia tak percaya polisi. Ini negara hukum, laporkan agar tidak ada pihak yang dirugikan akibat pernyataannya itu," demikian Azlan.
Ditanya soal keberpihakan PMII kepada pasangan tertentu, Azlan menegaskan PMII tidak condong ke calon manapun. PMII menurutnya merupakan organisasi kaderisasi, bukan sayap partai tertentu. "Ini perlu digaris bawahi," ujarnya pula. (BACA JUGA: Diterjang Hujan Angin, 1 Sekolah dan 2 Rumah di Medan Roboh)
Diketahui, akun Facebook Humas Pemko Medan juga dijadikan sarana untuk menyebarluaskan informasi bahwa WhatsApp Akhyar Nasution telah diretas.
Namun, sejauh ini tak ada laporan resmi yang disampaikan Akhyar kepada pihak Kepolisian. Lebih dari itu, tak ada peristiwa lain yang mencuat ke publik sehubungan peretasan dimaksud.
(vit)
tulis komentar anda