2 Cara Jenderal Belanda Rebut Wilayah dari Pangeran Diponegoro dan Pasukannya
Selasa, 25 Februari 2025 - 08:12 WIB
Belanda berupaya mengembalikan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Pangeran Diponegoro dan pasukannya. Foto/Ilustrasi/Istimewa
BELANDA berupaya mengembalikan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Pangeran Diponegoro dan pasukannya. Yogyakarta menjadi satu dari sekian wilayah yang berusaha direbut kembali, usai perlawanan Pangeran Diponegoro yang disebut mereka sebagai pemberontakan.
Jenderal De Kock pemimpin militer Belanda menyusun kampanye dan strategi merebut kembali Yogyakarta. De Kock juga berusaha membebaskan wilayah milik pemerintah Hindia Belanda yang direbut pasukan Pangeran Diponegoro yakni Demak, Rembang, Jabarangkah, Karangkobar, Kedu, Bagelen dan wilayah milik kesultanan, Serang, Ngawi, dan Madiun.
Ada dua cara yang dilakukan sang jenderal Belanda itu sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia". Cara pertama dengan memanggil pasukan-pasukan yang bertugas di luar Jawa, seperti Pulau Sulawesi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat untuk segera berangkat ke Jawa dengan dan tempat pendaratannya telah ditetapkan.
Langkah kedua Belanda merekrut spionase dari para penduduk lokal yang bertujuan memberikan informasi mengenai pergerakan lawan. Tujuan utama De Kock, dari dua strategi ini agar lawan bisa dihabisi di wilayah Sungai Progo dan Bogowonto, yang jadi killing area.
Pada pertengahan September 1825, pasukan yang bertugas di luar Jawa mendarat di kota-kota pelabuhan pantai utara Pulau Jawa sesuai dengan perintah operasi. Pasukan yang berasal dari Suppa, Sulawesi Selatan, yang berkekuatan 561 orang di bawah Jenderal Mayor van Geen mendarat di Semarang.
Kemudian ia diangkat sebagai panglima tentara di lapangan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi. Pasukan ini langsung diperintahkan bergerak ke pedalaman Keresidenan Semarang. Pasukan yang berasal dari Kalimantan Barat berkekuatan 211 orang di bawah Mayor Sollewijn pun mendarat di Demak.
Pasukan yang berasal dari Kalimantan Selatan di bawah Kapten Roest mendarat di Rembang dan langsung bergerak ke Madiun. Pasukan Kapten Michiels dari Sumatera Barat mendarat di Tegal, dengan 510 prajurit diperintahkan untuk memperkuat pasukan Letnan Kolonel Cleerens. Di Bagelen kekuatan yang dikerahkan dari luar Jawa berjumlah 1.466 orang.
Jenderal De Kock pemimpin militer Belanda menyusun kampanye dan strategi merebut kembali Yogyakarta. De Kock juga berusaha membebaskan wilayah milik pemerintah Hindia Belanda yang direbut pasukan Pangeran Diponegoro yakni Demak, Rembang, Jabarangkah, Karangkobar, Kedu, Bagelen dan wilayah milik kesultanan, Serang, Ngawi, dan Madiun.
Ada dua cara yang dilakukan sang jenderal Belanda itu sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia". Cara pertama dengan memanggil pasukan-pasukan yang bertugas di luar Jawa, seperti Pulau Sulawesi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat untuk segera berangkat ke Jawa dengan dan tempat pendaratannya telah ditetapkan.
Langkah kedua Belanda merekrut spionase dari para penduduk lokal yang bertujuan memberikan informasi mengenai pergerakan lawan. Tujuan utama De Kock, dari dua strategi ini agar lawan bisa dihabisi di wilayah Sungai Progo dan Bogowonto, yang jadi killing area.
Pada pertengahan September 1825, pasukan yang bertugas di luar Jawa mendarat di kota-kota pelabuhan pantai utara Pulau Jawa sesuai dengan perintah operasi. Pasukan yang berasal dari Suppa, Sulawesi Selatan, yang berkekuatan 561 orang di bawah Jenderal Mayor van Geen mendarat di Semarang.
Kemudian ia diangkat sebagai panglima tentara di lapangan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi. Pasukan ini langsung diperintahkan bergerak ke pedalaman Keresidenan Semarang. Pasukan yang berasal dari Kalimantan Barat berkekuatan 211 orang di bawah Mayor Sollewijn pun mendarat di Demak.
Pasukan yang berasal dari Kalimantan Selatan di bawah Kapten Roest mendarat di Rembang dan langsung bergerak ke Madiun. Pasukan Kapten Michiels dari Sumatera Barat mendarat di Tegal, dengan 510 prajurit diperintahkan untuk memperkuat pasukan Letnan Kolonel Cleerens. Di Bagelen kekuatan yang dikerahkan dari luar Jawa berjumlah 1.466 orang.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda