Digerakkan Disabilitas, Kerajinan Batok Kelapa Tembus Omzet Belasan Juta
Selasa, 01 September 2020 - 16:28 WIB
MAKASSAR - Keterbatasan ternyata bukan menjadi halangan untuk menjadi tak terbatas. Nilai itu tampaknya diyakini betul oleh Ahmadi, bersama 6 orang disabilitas dari Desa Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu.
Pria yang akrab disapa Pak Madi ini, adalah seorang Guru Bahasa Inggris yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Bersama Pertamina Fuek Terminal (FT) Palopo, ia menjadi motor penggerak disabilitas yang ada di kampungnya.
Awalnya Madi merasa kasihan melihat keadaan disabilitas yang sering dikucilkan, bahkan mendapat cibiran masyarakat. Kemudian bersama Firman, Comdev Officer Pertamina FT Palopo, Madi melakukan pendekatan kepada mereka dan keluarganya untuk ikut pelatihan kerajinan dan beberapa kegiatan terkait yang diinisiasi Pertamina.
Pendekatan yang dilakukan dibantu juga oleh perangkat desa untuk menghilangkan rasa trauma atas cibiran masyarakat yang membuat mereka merasa minder dan tidak percaya diri.
Pada awal 2019, Pertamina hadir memberikan bantuan pelatihan membuat kerajinan dari batok kelapa.
“Pada masa itu, saya sampai harus menjemput mereka satu per satu ke tempat pelatihan, sekarang mereka dengan sendirinya berangkat ke studio produksi,” tutur Madi.
Produk yang dibuat berasal dari limbah batok kelapa dan bambu yang disulap menjadi beraneka ragam kerajinan bernilai ekonomi, mulai dari asbak, mangkok, dan lain sebagainya. Berkat pelatihan baik pemasaran maupun pengolahan produk, hanya dalam 2 tahun saja produk mereka bisa menembus pasar ekspor hingga Jepang dan Eropa, menghasilkan omzet hingga 17 juta/bulan.
Pria yang akrab disapa Pak Madi ini, adalah seorang Guru Bahasa Inggris yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Bersama Pertamina Fuek Terminal (FT) Palopo, ia menjadi motor penggerak disabilitas yang ada di kampungnya.
Awalnya Madi merasa kasihan melihat keadaan disabilitas yang sering dikucilkan, bahkan mendapat cibiran masyarakat. Kemudian bersama Firman, Comdev Officer Pertamina FT Palopo, Madi melakukan pendekatan kepada mereka dan keluarganya untuk ikut pelatihan kerajinan dan beberapa kegiatan terkait yang diinisiasi Pertamina.
Pendekatan yang dilakukan dibantu juga oleh perangkat desa untuk menghilangkan rasa trauma atas cibiran masyarakat yang membuat mereka merasa minder dan tidak percaya diri.
Pada awal 2019, Pertamina hadir memberikan bantuan pelatihan membuat kerajinan dari batok kelapa.
“Pada masa itu, saya sampai harus menjemput mereka satu per satu ke tempat pelatihan, sekarang mereka dengan sendirinya berangkat ke studio produksi,” tutur Madi.
Produk yang dibuat berasal dari limbah batok kelapa dan bambu yang disulap menjadi beraneka ragam kerajinan bernilai ekonomi, mulai dari asbak, mangkok, dan lain sebagainya. Berkat pelatihan baik pemasaran maupun pengolahan produk, hanya dalam 2 tahun saja produk mereka bisa menembus pasar ekspor hingga Jepang dan Eropa, menghasilkan omzet hingga 17 juta/bulan.
tulis komentar anda