Pengamat Sebut Risma Effect Pengaruhi Pilwali Surabaya
Senin, 31 Agustus 2020 - 12:23 WIB
SURABAYA - Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam menyebut PDIP sangat menguasai panggung politik di Surabaya. Pasalnya, partai berlambang banteng moncong putih itu selalu membangun narasi kesuksesan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
(Baca juga: Bantah Anaknya Maju di Pilkada Surabaya, Risma: Fuad Bernardi Ngawur! )
Diketahui, Risma, panggilan Tri Rismaharini merupakan salah satu ketua di DPP PDIP . Kesuksesan Risma itu salah satunya adalah dalam membangun kota Surabaya. "Yang juga menarik juga, kesuksesan Risma selalu dikaitkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri," katanya, Senin (31/8/2020).
Sehingga, lanjut dia, publik semakin mengasosiasikan bahwa keberhasilan Surabaya adalah berkat kepemimpinan PDIP . "Kepala daerah PDIP yang bisa menerjemahkan arahan Bu Mega, salah satunya Risma. Seperti pro-UMKM, kota bersih dan hijau, dan sebagainya. Makanya, faktor Bu Risma menjadi krusial dan penting," kata Surokim.
Surokim menyebut, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Risma masih sangat tinggi, meski ada pandemi COVID-19. Dengan demikian nama Risma bisa dijadikan ujung tombak kampanye. "Jangan heran, nama Risma akan disebut oleh kandidat dari PDIP . Kenapa? Kasar-kasarannya, kalau Anda di-endorse Bu Risma secara terbuka, belum kerja Anda sudah dapat basis suara pencinta Bu Risma yang luar biasa,” tandas Surokim.
(Baca juga: Kasus Positif COVID-19 di Pesantren Darussalam Jadi 539 Santri )
Belakangan PDIP menjadi perbincangan media. Utamanya terkait rekomendasi pasangan calon (paalon) yang akan diusung dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya. " PDIP piawai dalam menguasai panggung perhatian publik. Apalagi, DPP PDIP menggelar konsolidasi internal di Surabaya, Minggu (30/8/2020). Kegiatan itu dihadiri fungsionaris DPP PDIP seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, dan Wasekjen Arif Wibowo. Semua yang hadir itu, menjadi penarik perhatian publik," katanya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM ini menilai, Hasto sangat piawai dalam mengatur ritme konsolidasi. Kemudian Djarot memiliki citra positif sebagai mantan kepala daerah berprestasi. Lalu Tri Rismaharini merupakan sosok penting di Surabaya. "Ketika menjadi perhatian publik, secara tidak langsung menguntungkan bagi PDIP . Istilahnya, dapat insentif pemberitaan. PDIP cerdas dalam hal ini," imbuhnya.
(Baca juga: Polres Buton Kejar Pelaku Penjualan Pulau Pendek di Situs Online )
Surokim menambahkan, ketika menjadi perhatian publik, orang yang tidak tahu, atau yang hanya bersikap biasa terhadap Pilkada, akan penasaran dan terus mengikuti perkembangannya. Apalagi, Hasto menyampaikan narasi yang mengirimkan pesan politik sangat jelas bagi warga Kota Pahlawan , terutama pada kalimat ”jaga dan lindungi Surabaya”. " PDIP sangat cerdas dengan selalu menempatkan nama Risma sebagai pintu masuk untuk menjembatani dan memastikan kesinambungan Surabaya. Tidak dapat dipungkiri, Risma terbukti sukses dan dicintai publik," terangnya.
(Baca juga: Bantah Anaknya Maju di Pilkada Surabaya, Risma: Fuad Bernardi Ngawur! )
Diketahui, Risma, panggilan Tri Rismaharini merupakan salah satu ketua di DPP PDIP . Kesuksesan Risma itu salah satunya adalah dalam membangun kota Surabaya. "Yang juga menarik juga, kesuksesan Risma selalu dikaitkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri," katanya, Senin (31/8/2020).
Sehingga, lanjut dia, publik semakin mengasosiasikan bahwa keberhasilan Surabaya adalah berkat kepemimpinan PDIP . "Kepala daerah PDIP yang bisa menerjemahkan arahan Bu Mega, salah satunya Risma. Seperti pro-UMKM, kota bersih dan hijau, dan sebagainya. Makanya, faktor Bu Risma menjadi krusial dan penting," kata Surokim.
Surokim menyebut, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Risma masih sangat tinggi, meski ada pandemi COVID-19. Dengan demikian nama Risma bisa dijadikan ujung tombak kampanye. "Jangan heran, nama Risma akan disebut oleh kandidat dari PDIP . Kenapa? Kasar-kasarannya, kalau Anda di-endorse Bu Risma secara terbuka, belum kerja Anda sudah dapat basis suara pencinta Bu Risma yang luar biasa,” tandas Surokim.
(Baca juga: Kasus Positif COVID-19 di Pesantren Darussalam Jadi 539 Santri )
Belakangan PDIP menjadi perbincangan media. Utamanya terkait rekomendasi pasangan calon (paalon) yang akan diusung dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya. " PDIP piawai dalam menguasai panggung perhatian publik. Apalagi, DPP PDIP menggelar konsolidasi internal di Surabaya, Minggu (30/8/2020). Kegiatan itu dihadiri fungsionaris DPP PDIP seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, dan Wasekjen Arif Wibowo. Semua yang hadir itu, menjadi penarik perhatian publik," katanya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM ini menilai, Hasto sangat piawai dalam mengatur ritme konsolidasi. Kemudian Djarot memiliki citra positif sebagai mantan kepala daerah berprestasi. Lalu Tri Rismaharini merupakan sosok penting di Surabaya. "Ketika menjadi perhatian publik, secara tidak langsung menguntungkan bagi PDIP . Istilahnya, dapat insentif pemberitaan. PDIP cerdas dalam hal ini," imbuhnya.
(Baca juga: Polres Buton Kejar Pelaku Penjualan Pulau Pendek di Situs Online )
Surokim menambahkan, ketika menjadi perhatian publik, orang yang tidak tahu, atau yang hanya bersikap biasa terhadap Pilkada, akan penasaran dan terus mengikuti perkembangannya. Apalagi, Hasto menyampaikan narasi yang mengirimkan pesan politik sangat jelas bagi warga Kota Pahlawan , terutama pada kalimat ”jaga dan lindungi Surabaya”. " PDIP sangat cerdas dengan selalu menempatkan nama Risma sebagai pintu masuk untuk menjembatani dan memastikan kesinambungan Surabaya. Tidak dapat dipungkiri, Risma terbukti sukses dan dicintai publik," terangnya.
(eyt)
tulis komentar anda