Tembak Tiga Warga Makassar, 6 Polisi Diperiksa Propam
Senin, 31 Agustus 2020 - 03:09 WIB
Kadarislam, beberapa petugas patroli yang tiba di lokasi membantu menghalau massa. Sayang, Tim Respon Polres Pelabuhan juga mendapat perlawanan warga dengan melakukan pelemparan.
"Kami mau tahu sejauh mana keterlibatannya. Dugaan sementara pasti salah tembaklah. Tapi recoset senjata ini, apakah ditembakkan ke atas atau bagaimana. Itu yang masih kami dalami. Iya peluru tajam," kata mantan Kapolres Bone itu.
Dia menambahkan atas kejadian tersebut, enam anggotanya sedang diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel, namun Kadarislam belum merinci siapa-siapa saja yang diperiksa.
Jelasnya enam orang itu merupakan anggota Polsek Ujung Tanah dan Polres Pelabuhan" Tadi pagi baru enam orang yang diperiksa (Propam Polda Sulsel). Kemungkinan akan bertambah karena lebih dari enam itu anggota di tempat kejadian perkara," ujar Kadarislam.
Menurut dia, pendalaman dilakukan untuk menyingkap adanya unsur-unsur kesengajaan dan kelalaian standar operasional prosedur penggunaan senjata api. Meski demikian, Kadarislam menjamin akan mengungkap kasus ini secara transparan ke publik.
"Korban sementara kita berikan penanganan terbaik. Saya jamin kami transparan kalau ada anggota yang salah, pasti kita akan tindak, tidak ada kami tutup-tutupi," tegas perwira menengah polisi berpangkat dua bunga ini.
Sementara itu, Jawad ayah kandung Anjas, korban yang meninggal dunia, menuturkan, sebelum peristiwa kelam itu terjadi, anaknya meminta izin untuk menginap di rumah temannya karena ingin ke tempat pelelangan ikan.
Jawad tidak mengetahui pasti bagaimana kronologis anak lelakinya terkena tembakan hingga kritis dan akhirnya meninggal dunia di RS Bhayangkara.
"Tapi saya dengar ji tembakan banyak sekali. Pas teriak Binmas jangan menembak, baru berhenti menembak. Itu saja Binmas bergetar karena hampir juga dia kena tembak. Pas berhenti dikejar sama warga," tutur pria 52 tahun ini di RS Bhayangkara.
"Kami mau tahu sejauh mana keterlibatannya. Dugaan sementara pasti salah tembaklah. Tapi recoset senjata ini, apakah ditembakkan ke atas atau bagaimana. Itu yang masih kami dalami. Iya peluru tajam," kata mantan Kapolres Bone itu.
Dia menambahkan atas kejadian tersebut, enam anggotanya sedang diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel, namun Kadarislam belum merinci siapa-siapa saja yang diperiksa.
Jelasnya enam orang itu merupakan anggota Polsek Ujung Tanah dan Polres Pelabuhan" Tadi pagi baru enam orang yang diperiksa (Propam Polda Sulsel). Kemungkinan akan bertambah karena lebih dari enam itu anggota di tempat kejadian perkara," ujar Kadarislam.
Menurut dia, pendalaman dilakukan untuk menyingkap adanya unsur-unsur kesengajaan dan kelalaian standar operasional prosedur penggunaan senjata api. Meski demikian, Kadarislam menjamin akan mengungkap kasus ini secara transparan ke publik.
"Korban sementara kita berikan penanganan terbaik. Saya jamin kami transparan kalau ada anggota yang salah, pasti kita akan tindak, tidak ada kami tutup-tutupi," tegas perwira menengah polisi berpangkat dua bunga ini.
Sementara itu, Jawad ayah kandung Anjas, korban yang meninggal dunia, menuturkan, sebelum peristiwa kelam itu terjadi, anaknya meminta izin untuk menginap di rumah temannya karena ingin ke tempat pelelangan ikan.
Jawad tidak mengetahui pasti bagaimana kronologis anak lelakinya terkena tembakan hingga kritis dan akhirnya meninggal dunia di RS Bhayangkara.
"Tapi saya dengar ji tembakan banyak sekali. Pas teriak Binmas jangan menembak, baru berhenti menembak. Itu saja Binmas bergetar karena hampir juga dia kena tembak. Pas berhenti dikejar sama warga," tutur pria 52 tahun ini di RS Bhayangkara.
(awd)
tulis komentar anda