Sejarah Perang Bubat Jadi Aib Terbesar Majapahit di Nagarakretagama dan Pararaton
Selasa, 08 Oktober 2024 - 09:00 WIB
Sebab Perang Bubat kurang pantas dimasukkan dalarn pujasastra kepada Dyah Hayam Wuruk, yang dibuat oleh Mpu Prapanca, sebagai bagian dari pemujaan ke sang raja.
Bubat adalah lapangan luas lagi lebar di sebelah utara kota Majapahit, membentang ke timur sejauh setengah krosa sampai jalan raya, dan membentang ke utara setengah krosa sampai tebing sungai. Di sekelilingnya dibangun rumah kediaman para pegawai kerajaan.
Pada awal bulan Caitra (Maret-April) selama tiga atau empat hari di lapangan Bubat diadakan pesta rakyat berupa pelbagai pertandingan dan berbagai pertunjukan yang dihadiri oleh pelbagai pembesar kerajaan termasuk Hayam Wuruk.
Pesta rakyat itu dimulai pada hari ketiga bulan Caitra sehabis pertemuan para pembesar di manguntur untuk mendengarkan ajaran Rajakapakapa.Maka didirikanlah panggung tinggi di tengah-tengah lapangan.
Di sebelah barat panggung dibangun balai witana tempat duduk Sri Baginda raja. Tempat duduk para menteri dan adhyaksa diatur dari utara ke selatan menghadap ke timur, sedangkan, para raja bawahan dan para aria diatur dari utara ke selatan menghadap ke barat.
Lihat Juga: 3 Potret Karya Ivan Gunawan di New York Fashion Week 2023, Terinspirasi Kerajaan Majapahit
Bubat adalah lapangan luas lagi lebar di sebelah utara kota Majapahit, membentang ke timur sejauh setengah krosa sampai jalan raya, dan membentang ke utara setengah krosa sampai tebing sungai. Di sekelilingnya dibangun rumah kediaman para pegawai kerajaan.
Pada awal bulan Caitra (Maret-April) selama tiga atau empat hari di lapangan Bubat diadakan pesta rakyat berupa pelbagai pertandingan dan berbagai pertunjukan yang dihadiri oleh pelbagai pembesar kerajaan termasuk Hayam Wuruk.
Pesta rakyat itu dimulai pada hari ketiga bulan Caitra sehabis pertemuan para pembesar di manguntur untuk mendengarkan ajaran Rajakapakapa.Maka didirikanlah panggung tinggi di tengah-tengah lapangan.
Di sebelah barat panggung dibangun balai witana tempat duduk Sri Baginda raja. Tempat duduk para menteri dan adhyaksa diatur dari utara ke selatan menghadap ke timur, sedangkan, para raja bawahan dan para aria diatur dari utara ke selatan menghadap ke barat.
Lihat Juga: 3 Potret Karya Ivan Gunawan di New York Fashion Week 2023, Terinspirasi Kerajaan Majapahit
(ams)
tulis komentar anda