Kisah Hasutan Busuk Mahapati Panasi Perang Dingin Mpu Nambi dengan Raja Majapahit
Selasa, 08 Oktober 2024 - 08:00 WIB
MPU Nambi tercatat sebagai mahapatih pertama di Kerajaan Majapahit. Sosoknya memang begitu dekat dengan Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit.
Mpu Nambi telah lama bersahabat dengan Raden Wijaya, saat masih di Kerajaan Singasari, yang menjadi trah Wangsa Rajasa. Tapi sepeninggal Raden Wijaya, Mpu Nambi yang masih menjadi mahapatih harus dihadapkan bermusuhan dengan Jayanagara, raja kedua Majapahit.
Kedua pejabat tinggi di pemerintahan Majapahit itu saling curiga dan mengalami perang dingin, hingga mempengaruhi jalannya pemerintahan. Apalagi saat itu Jayanagara memang masih cukup stabil emosinya, karena naik tahta sebagai raja dalam usia yang muda.
Raja Majapahit kedua yang bergelar Sri Sundarapadnyadewadhiswarana Maharajabhiseka Wikramottunggadewa ini naik tahta di usai kurang lebih 15 tahun. Di usia tersebut tentulah secara kejiwaan dan emosional masih belum memiliki emosi yang matang dan tidak terkontrol.
Dikutip dari “Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru”, semasa Jayanagara berthada muncul pertentangan antara Wangsa Rajasa dari trah Raden Wijaya, dengan pendukung setia Jayanagara. Alhasil di internal istana kerajaan muncul konflik yang tak terelakkan.
Suasana ketidaknyamanan antara raja dan patihnya dan di antara keduanya memang mempunyai hubungan yang kurang baik. Saat itu memang Jayanagara muncul sebagai pewaris tahta dari Wangsa Sinelir.
Sementara Mpu Nambi merupakan kubu yang pendukung Wangsa Rajasa, beranggapan bahwa Gayatri putri keempat Kertanegara yang seharusnya menjadi raja Majapahit.
Mpu Nambi telah lama bersahabat dengan Raden Wijaya, saat masih di Kerajaan Singasari, yang menjadi trah Wangsa Rajasa. Tapi sepeninggal Raden Wijaya, Mpu Nambi yang masih menjadi mahapatih harus dihadapkan bermusuhan dengan Jayanagara, raja kedua Majapahit.
Kedua pejabat tinggi di pemerintahan Majapahit itu saling curiga dan mengalami perang dingin, hingga mempengaruhi jalannya pemerintahan. Apalagi saat itu Jayanagara memang masih cukup stabil emosinya, karena naik tahta sebagai raja dalam usia yang muda.
Raja Majapahit kedua yang bergelar Sri Sundarapadnyadewadhiswarana Maharajabhiseka Wikramottunggadewa ini naik tahta di usai kurang lebih 15 tahun. Di usia tersebut tentulah secara kejiwaan dan emosional masih belum memiliki emosi yang matang dan tidak terkontrol.
Dikutip dari “Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru”, semasa Jayanagara berthada muncul pertentangan antara Wangsa Rajasa dari trah Raden Wijaya, dengan pendukung setia Jayanagara. Alhasil di internal istana kerajaan muncul konflik yang tak terelakkan.
Suasana ketidaknyamanan antara raja dan patihnya dan di antara keduanya memang mempunyai hubungan yang kurang baik. Saat itu memang Jayanagara muncul sebagai pewaris tahta dari Wangsa Sinelir.
Sementara Mpu Nambi merupakan kubu yang pendukung Wangsa Rajasa, beranggapan bahwa Gayatri putri keempat Kertanegara yang seharusnya menjadi raja Majapahit.
Baca Juga
tulis komentar anda