Mengapa Sumur Banten Selalu Diguncang Gempa? Ini Alasannya
Selasa, 17 September 2024 - 11:09 WIB
JAWA TIMUR - Gempa berkekuatan Magnitudo 4,6 Skala Ritcher (SR) mengguncang wilayah Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Selasa (17/9/2024). Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak gempa dirasakan III MMI di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak.
"Gempa dirasakan oleh masyarakat, tapi belum ada dampak kerusakan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama saat dihubungi.
Gempa ini mencatatkan Sumur Banten menjadi wilayah yang kerap diguncang gempa sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data SINDOnews, Sumur Banten kurang lebih sudah sebanyak tujuh kali diguncang gempa.
Kekuatan magnitudo gempa bervariasi. Terendah pada M3,0, sedangkan yang tertinggi M4,8. Sejauh ini, gempa-gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Seperti dilansir dari situs resmi BMKG, hal ini salah satunya dapat diakibatkan oleh posisi wilayah Banten dan sekitarnya yang merupakan jalur subduksi (pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia).
Selain itu, wilayah ini juga zona megathrust karena gempa-gempa yang terjadi memiliki kedalaman relatif dangkal dengan mekanisme patahan naik. Terkait zona megathrust, dijelaskan BBMKG Wilayah II bahwa zona tersebut merupakan zona jalur lempeng bersubduksi secara panjang.
Zona ini terbentuk ketika lempeng samudera bergerak ke bawah menunjam lempeng benua sehingga menyebabkan terjadinya gempa bumi. Sesar atau patahan aktif yang mengelilingi Banten juga menjadikan wilayah ini rawan terjadinya gempa bumi.
Sesar aktif di wilayah Banten yaitu Sesar Bayah, Sesar Ujung Kulon (di Pesisir Selatan Banten), dan Sesar Semangko-Graben (di Selat Sunda). Semuanya aktif jadi memang harus waspada.
Sedangkan mengapa kerap kali terjadi gempa susulan, BBMKG Wilayah II menjelaskan gempa susulan yang kekuatannya relatif kecil bisa terjadi karena batuan yang patah saat terjadi gempa besar butuh waktu untuk melepaskan semua energinya untuk kembali mencapai keadaan setimbang.
"Gempa dirasakan oleh masyarakat, tapi belum ada dampak kerusakan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama saat dihubungi.
Gempa ini mencatatkan Sumur Banten menjadi wilayah yang kerap diguncang gempa sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data SINDOnews, Sumur Banten kurang lebih sudah sebanyak tujuh kali diguncang gempa.
Kekuatan magnitudo gempa bervariasi. Terendah pada M3,0, sedangkan yang tertinggi M4,8. Sejauh ini, gempa-gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Seperti dilansir dari situs resmi BMKG, hal ini salah satunya dapat diakibatkan oleh posisi wilayah Banten dan sekitarnya yang merupakan jalur subduksi (pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia).
Selain itu, wilayah ini juga zona megathrust karena gempa-gempa yang terjadi memiliki kedalaman relatif dangkal dengan mekanisme patahan naik. Terkait zona megathrust, dijelaskan BBMKG Wilayah II bahwa zona tersebut merupakan zona jalur lempeng bersubduksi secara panjang.
Zona ini terbentuk ketika lempeng samudera bergerak ke bawah menunjam lempeng benua sehingga menyebabkan terjadinya gempa bumi. Sesar atau patahan aktif yang mengelilingi Banten juga menjadikan wilayah ini rawan terjadinya gempa bumi.
Sesar aktif di wilayah Banten yaitu Sesar Bayah, Sesar Ujung Kulon (di Pesisir Selatan Banten), dan Sesar Semangko-Graben (di Selat Sunda). Semuanya aktif jadi memang harus waspada.
Baca Juga
Sedangkan mengapa kerap kali terjadi gempa susulan, BBMKG Wilayah II menjelaskan gempa susulan yang kekuatannya relatif kecil bisa terjadi karena batuan yang patah saat terjadi gempa besar butuh waktu untuk melepaskan semua energinya untuk kembali mencapai keadaan setimbang.
(kri)
tulis komentar anda